Bulan Muharram di Kabupaten Kudus identik dengan banyaknya digelar acara haul dan buka luwur makam ulama atau cikal bakal desa. Hal tersebut bertujuan untuk mendoakan para sesepuh desa serta mengenang keteladanan para pendahulu dalam menyebarkan kebaikan melalui penyebaran ajaran islam yang rahmatan lil alamin. Selain Buka Luwur Sunan Kudus dan Sunan Muria yang sudah terkenal, banyak desa yang menggelar Buka Luwur Cikal Bakalnya di bulan Muharram ini.
Di desa
Krandon tepatnya dukuh Kebun Agung terdapat sebuah makam seorang wali Allah
SWT. Diketahuinya bahwa di dukuh tersebut terdapat makam berasal dari Mbah
Arwahi dan Habib Luhtfi yang pernah menziarahi makam tersebut. Makam tersebut
adalah makam Syekh Syihabuddin atau Syekh Jumhur atau yang sering disebut
dengan Mbah Jambon.
Disebut
Mbah Jambon, karena pada zaman dahulu disekitar makam Syekh Syihabuddin
terdapat pohon jambu bol yang bunganya berwarna merah muda atau orang Jawa
biasa menyebut dengan jambon. Pada saat pohonnya berbunga, bunga yang berwarna
jambon tersebut berjatuhan di tanah sekitar makam, sehingga masyarakat sering
menyebut dengan Mbah Jambon. Demikian informasi yang kami peroleh dari
Pemerintah desa setempat.
Mbah Jambon tidak asli orang Krandon justru beliau berasal dari Baghdad. Beliau datang ke tanah Jawa karena diperintah oleh gurunya untuk berdakwah di tanah Jawa. Akhirnya beliau sampai di Jawa dan memilih untuk berdakwah di Jawa Tengah. Setelah beliau merasa bahwa Islam sudah berkembang di Pulau Jawa, akhirnya beliau diperintah gurunya untuk berdakwah di Pulau Sumatra, Syekh Syihabuddin pun menuruti perintah gurunya.
Tahun
demi tahun berlalu, beliau semakin tua dan beliau rindu dengan tanah Jawa.
Syekh Syibuddin akhirnya kembali ke Jawa dan menghabiskan masa hidupnya di
Jawa. Kedatangan beliau yang ke dua di Jawa Tengah ini, memilih desa Krandon
tepatnya dukuh Kebun Agung. Beliaulah yang memberi nama Kebun Agung karena pada
zaman dahulu banyak kebun diwilayah tersebut. Beliau wafat di Kebun Agung dan
dimakamkan di dukuh tersebut.
Di
makam Mbah Jambon, tidak hanya makam beliau saja tetapi ada beberapa makam yang
berada disekitarnya, kemungkinan makam tersebut adalah makam keluarga atau
murid dari Mbah Jambon. Masyarakat Kebun Agung mempunyai kebiasaan yaitu ketika
salah seorang warga mempunyai hajat maka warga tersebut akan bershodaqoh dengan
berwasilah kepada Mbah Jambon atau masyarakat sering menyebut “ manganan Mbah
Jambon”, biasanya shodaqoh tersebut berupa nasi urap.
Setiap
tanggal 26 Muharrom, masyarakat Kebun agung mengadakan Khoul Mbah Jambon. Khoul
tersebut berupa Khotmil Qur’an dan Pengajian Umum serta pembagian nasi bungkus
daun jati. Pada tahun 1441 H kali ini, perigatan Haul Mbah Jambon diisi
dengan pengajian bersama KH. Noor Yasin. Acara tersebut akan digelar pada Rabu
malam Kamis 25 September 2019 mulai ba’da isya di Kebon Agung, Krandon.

Posting Komentar