وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُوْلُ ءَامَنَّا بِاللهِ وَبِالْيَوْمِ اْلأَخِرِوَمَاهُمْ بِمُؤْمِنِيْنَ.
Diantara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan hari
akhir”, padahal mereka bukanlah orang-orang yang beriman (QS 2:8).
Kepastian adanya ujian dari Allah SWT ditegaskan juga di dalam firman-Nya:
أَحَسِبَ النَّاسُ اَنْ يُتْرَكُواْ اَنْ يَقُوْلُوْا ءَامَنَّاوَهُمْ لاَيُفْتَنُوْنَ. وَلَقَدْ فَتَنَّاالَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللهُ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا وَلَيَعْلَمَنَّ الكَاذِبِيْنَ.
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “kami
beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?. Dan sesungguhnya Kami telah menguji
orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang
yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta (QS 29:2-3).
Meskipun demikian, satu hal yang harus disadari bahwa ujian tidak selalu berupa
hal-hal yang menyakitkan dan menyengsarakan atau menyedihkan, tapi ujian bisa
juga berupa hal-hal yang menyenangkan. Karenanya ketika diuji dengan hal-hal
yang menyenangkan, seorang muslim tidak akan lupa diri, sedangkan bila diuji
dengan hal-hal yang tidak menyenangkan dia tidak akan putus asa, enak dan tidak
enak keduanya adalah ujian, Allah SWT berfirman:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّوَالْخَيْرِفِتْنَةً وَإِلَيْنَاتُرْجَعُوْنَ.
Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan
keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada
Kamilah kamu dikembalikan (QS 21:35).
Karena ujian ada yang enak dan tidak enak, maka sakit dan kematian merupakan
ujian yang harus kita sikapi dengan sebaik-baiknya sehingga dengan demikian
kita bisa mengambil hikmah yang sebesar-besarnya untuk peningkatan kualitas
iman dan taqwa kepada Allah SWT.
Ust. Ahmad Yani

Posting Komentar