Pembicaraan tentang shalat membutuhkan pengingatan dan
pengulangan, tidak boleh ada kebosanan untuk mendengarkannya. Karena shalat
merupakan kewajiban yang paling besar pengaruhnya, paling agung penjelasan dan
kebaikannya dan yang paling berbahaya apabila ditinggalkan.
Shalat merupakan tiang agama dan kunci surga Allah. Barangsiapa yag menjaga
shalat, berarti dia telah berpegang dengan syariat Islam dan mengambil
pondasinya. Barang siapa yang melalaikan shalat berarti dia telah melalaikan
agamanya dan pondasinya.
Shalat juga merupakan obat yang bisa menyembuhkan penyakit-penyakit hati,
kejelakan jiwa. Penyakitnya-penyakitnya bagaikan cahaya yang menghilangkan
pekatnya dosa-dosa dan kemaksiatan. Rasulullah shallahu’alaihi wasallam
memberikan permisalan dan sabdanya,”
أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ نَهْرًا
بِبَابِ أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ مِنْهُ كُلَّ يَوْمٍ
خَمْسَ مَرَّاتٍ هَلْ يَبْقَى مِنْ
دَرَنِهِ شَىْءٌ. قَالُوا لاَ
يَبْقَى مِنْ دَرَنِهِ شَىْءٌ.قَالَ فَذَلِكَ مَثَلُ
الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ يَمْحُو اللَّهُ بِهِنَّ
الْخَطَايَا.
“Apa pendapat kalian, seandainya ada sungai di depan pintu salah seorang dari
kalian, dia mandi di sungai itu lima kali sehari; Apakah ada kotoran/daki yang
tersisa?” Mereka menjawab, “Tidak akan ada kotoran yang tersisa sedikitpun.”
Nabi berkata, “Demikianlah permisalan shalat lima waktu. Allah menghapuskan
kesalahan-kesalahan dengan sebab shalat.” (HR. Muslim).
Hal ini juga dikuatkan oleh hadits tentang keutamaan wudhu, bahwasannya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
فَإِنْ هُوَ قَامَ فَصَلَّى
فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ
وَمَجَّدَهُ بِالَّذِى هُوَ لَهُ أَهْلٌ
وَفَرَّغَ قَلْبَهُ لِلَّهِ إِلاَّ انْصَرَفَ
مِنْ خَطِيئَتِهِ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ
“Apabila dia berdiri untuk mengerjakan shalat, kemudian memuji dan mengagungkan
dengan pujian yang pantas bagi Allah, dia mengkhusu’kan hatinya untuk Allah,
kecuali dia berpisah dengan kesalahannya sebagaimana keadaannya pada hari dilahirkan
oleh ibunya.” (HR. Muslim)
Seperti inilah buah dari ibadah, dan sedemikian besar hasil dari pelaksanaan
ibadah shalat ini, sehingga pantas untuk diperhatikan dan ditegakkan. Mari kita
jadikan shalat sebagai penghias hidup kita dan bisikan hati kita.
Allahu Akbar! Hayya ‘alash Shalah! Hayya ‘alal Falah!
Mari kita kerjakan shalat! Mari menuju kebahagian!
Panggilan yang bergema di segenap penjuru, adzan yang menembus telinga untuk
membangunkan jasad yang bercahaya dengan keimanan dan hati yang khusyu’.
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ. الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ
خَاشِعُونَ
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang
khusyu' dalam shalatnya.” (QS. al-Mu’minun: 1-2)
Dengan khusu’ seseorang yang shalat dapat menyatukan antara keberhasilan
lahiriyan dan kebersihan batiniyah, ketika dia berkata dalam ruku’nya,
خَشَعَ لَكَ سَمْعِى وَبَصَرِى
وَمُخِّى وَعَظْمِى وَعَصَبِى
“Khusyu’ kepadaMu pendengaranku, penglihatanku, otakku, tulangku dan
otot-ototku.” (HR. Muslim)
وَمَا اسْتَقَلَّتْ بِهِ قَدَمِى
“Dan apa yang ditopang oleh kedua kakiku.” (HR. Ahmad).
Majalah Immasjid

Posting Komentar