Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Khusyu Dalam Shalat Dan Pengaruhnya Bagi Seorang Muslim (2)

Khusyu Dalam Shalat Dan Pengaruhnya Bagi Seorang Muslim (2)

Dengan kekhusyu’an, akan diampuni dosa-dosa dan dihapus kesalahan-kesalahan, dan ditulislah shalat di timbangan kebaikan, sebagaimana disebutkan dalam shahih Muslim, bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, 

مَا مِنِ امْرِئٍ مُسْلِمٍ تَحْضُرُهُ صَلاَةٌ مَكْتُوبَةٌ فَيُحْسِنُ وُضُوءَهَا وَخُشُوعَهَا وَرُكُوعَهَا إِلاَّ كَانَتْ كَفَّارَةً لِمَا قَبْلَهَا مِنَ الذُّنُوبِ مَا لَمْ يُؤْتِ كَبِيرَةً وَذَلِكَ الدَّهْرَ كُلَّهُ

“Tidaklah seorang muslim mendapati shalat wajib, kemudian dia menyempurnakan wudhu, khusu’ dan ruku’nya, kecuali akan menjadi penghapus bagi dosa-dosanya yang telah lalu, selama tidak melakukan dosa besar, dan ini untuk sepanjang masa.” (HR. Muslim) 

Shalat apabila dihiasi dengan khusyu’ dalam perkataan, dan gerakkannya dihiasi dengan kerendahan, ketulusan, pengagungan, kecintaan dan ketenangan, sungguh ia akan bisa menahan pelakunya dari kekejian dan kemungkaran. Hatinya bersinar, keimanannya meningkat, kecintaannya semakin kuat, untuk melaksanakan kebaikan, dan keinginannya untuk berbuat kejelakan akan sirna. 

Dengan khusyu’, bertambahlah munajat seseorang kepada Rabbnya, demikian pula kedekatan Rabbnya kepadanya. 

Ahmad, Abu Dawud, dan Nasa’I meriwayatkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, 

لَا يَزَالُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ مُقْبِلًا عَلَى الْعَبْدِ فِي صَلَاتِهِ مَا لَمْ يَلْتَفِتْ فَإِذَا الْتَفَتَ انْصَرَفَ عَنْهُ

Senantiasa Allah ‘Azza wa Jalla menghadap hambaNya di dalam shalatnya, selama dia (hamba) tidak berpaling. Apabila dia memalingkan wajahnya, maka Allah pun berpaling darinya.” 

Khusyu’ memiliki kedudukan yang sangat besar. Ia sangat cepat hilangnya, dan jarang sekali didapatkan. Terlebih lagi pada jaman kita sekarang ini. Tidak bisa menggapai khusyu’ dalam shalat merupakan musibah dan penyakit yang paling besar. 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga merasa perlu berlindung darinya, sebagaimana beliau shallallahu ‘alaihi wasallam berdo’a, 

اللهمَّ إني أعوذُ بكَ منْ قلبٍ لا يخشعُ

“Ya Allah, Aku berlindung kepadaMu dari hati yang tidak khusyu’. (HR. at-Tirmidzi) 

Dan tidaklah penyimpangan moral menimpa sebagian kaum muslimin, kecuali karena shalat mereka bagaikan bangkai tanpa ruh, dan sebatas gerakan belaka. Ath-Thabrani dan selainnya meriwayatkan, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, 

أَوَّلُ مَا يُرْفَعُ مِنْ هَذِهِ اْلأُمَّةِ اَلْخُشُوعُ حَتَّى لاَ تَرَى فِيهَا رَجُلاً خَاشِعًا

“Yang pertama kali diangkat dari umatku adalah khusyu’ sehingga engkau tidak akan melihat seorang pun yang khusyu’.” 

Sahabat Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu berkata, “Yang pertama kali hilang dari agama kalian adalah khusyu’, dan yang terakhir kali hilang dari agama kalian adalah shalat. Kadang-kadang seseorang yang shalat tidak ada kebaikannya, dan hampir-hampir engkau masuk masjid tanpa menjumpai di dalamnya seorangpun yang khusyu’.



Majalah Immasjid
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger