Shalawat pada garis
besarnya terbagi dua. Pertama shalawat ma’tsurat yaitu yang disusun oleh
Nabi Muhammad sendiri, baik redaksi, cara membaca, waktu serta
fadhilahnya. Kedua, ghairu ma’tsurat yaitu yang disusun oleh selain
Nabi, antara lain para sahabat, tabiin dan para ulama, misalnya shalawat
Nariyah, Munjiyah, Thibbil Qulub, al-Fatih.
Dalam kenyataannya
banyak sekali para ulama terkemuka yang tidak diragukan dalam keilmuan dan
ketakwaannya yang menyusun shalawat dan banyak pula yang mengumpulkannya dalam
kitab, di antara yang terkenal adalah Syekh Ismail bin Ishaq dalam Fadhlul
Shalat ‘alan Nabi, Syekh Ibnu Qayyim dalam Jalaul Afham, Al-hafidz
As-Sakhawi dalam Al-Qaulul Badi’, Syekh Ahmad Jazuli dalam Dalailul Khairat,
Syekh Yusuf An-Nabhany dalam Afdhalus Shalawat dan Sa’adatud Daraini.
Shalawat Nariyah
disebut juga shalawat Tafrijiyyah (pelepasan dari kesusahan), ada juga yang
menyebutnya sebagai Shalawat Taziyah, dinisbatkan kepada Syekh Abdul Wahab
at-Tazy, demikian ditulis oleh KH. Aziz Masyhuri dalam Aneka Macam Redaksi
Shalawat Muhammad dan Khasiatnya.
Mengutip pendapat
Habib Mundzir bin Fuad al Musawa menyatakan bahwa pengarang shalawat nariyah
adalah Syekh Ibrahim at Tazy al Maghrib, ulama sufi asal Taza Maroko.
Penulis kitab
Khazinatul Asrar, Syekh Muhammad Haqqi Nazili menyebut shalawat nariyah sebagai
bagian shalawat yang mujarrobat (shalawat yang sudah biasa diamalkan dan
terbukti berkhasiat).
Beliau mendapatkan
ijazah shalawat ini dari, Syekh Muhammad At-Tunisy,
Dari Syekh al
Maghriby,
Dari Syekh as Sayyid
Zain Makki,
Dari Syekh as Sayyid
Muhammad as Sanusy.
Berikut beberapa
keterangan perihal Shalawat Nariyah yang sebagian besar kami kutip dari
Khazinatul Asrar karangan Syekh Muhammad Haqqi Nazili.
1. Disebut Shalawat
Nariyah (berbangsa api), karena banyak orang yang membacanya sebanyak 4.444
(empat ribu empat ratus empat puluh empat) kali untuk maksud tertentu dan
ternyata berhasil dengan segera, seperti kayu bakar yang cepat habis dilahap si
jago merah.
2. Syekh ad Daynury
menyatakan bahwa jika shalawat ini dibaca 11 kali setelah shalat maktubah
secara rutin, maka akan dilancarkan rezekinya dan mendapat kehormatan yang baik
dalam pergaulan di masyarakat.
3. Senada, Syekh
Muhammad at Tunisy menyatakan bahwa barangsiapa membaca shalawat ini setiap
hari sejumlah 11 kali, maka Allah akan menurunkan rezekinya dari langit dan
mengikutkan rezekinya dari belakang.
4. Sementara itu Syekh
al Qurthuby berkata, “Bila dibaca 4.444 kali dalam satu majlis (sekali duduk),
maka akan ditunaikan hajatnya yang besar dan dibebaskan dari musibah yang
sangat membahayakan. Demikian pula hitungan
yang sama disebutkan Syekh Ibnu Hajar al-Asqalany.
5. Dalam Kitab
Afdhalush Shalawat 'Alaa Sayyidis Saadaat yang dinukil dari kitab Khozinatul Asror
yang di nukil dari Imam Qurtubi,
Barangsiapa yang
bersedia mengamalkannya setiap hari sebanyak 41 kali, 100 kali, atau lebih,
maka Allah akan membebaskannya dari berbagai macam kesulitan, kesusahan,
kesedihan, kekalutan.
Mempermudah urusan
duniawi dan ukhrawinya, hatinya akan disinari cahaya, derajatnya akan
ditinggikan, keadaannya akan diperbaiki, rizkinya akan diluaskan, pintu-pintu
kebaikan akan dibukakan, kata-katanya akan terlaksana, akan terjaga dari segala
hal yang tidak dikehendaki, terhindar dari kefakiran, akan dicintai manusia,
dan lain sebagainya.
6. Dalam Kitab
Afdhalush Shalawat 'Alaa Sayyidis Saadaat, Barangsiapa yang
mengamalkannya secara istiqamah sebanyak 313 kali, maka ia akan mendapatkan
anugerah yang tidak dapat disifati dengan suatu sifat apapun, yang tidak pernah
dilihat oleh pandangan mata, tidak pernah terdengar oleh telinga dan belum
pernah terpikir oleh rasa manusia.
Sebelum membaca
shalawat nariyah hendaknya menghadiahkan surat Fatihah kepada Nabi Muhammad,
dan para sahabat beliau, para wali dan ulama, dan kepada penyusun shalawat ini,
yaitu Syekh Abdul Wahhab at-Tazy.
Sebaiknya shalawat ini
dibaca secara dawam (terus menerus dengan tanpa disisipi hal lain pada suatu
amalan) dengan disertai etika antara lain adalah suci dari hadats dan najis,
dan tidak diselingi berbicara dengan orang lain. Wallahu a’lam.
اَللّٰهُمَّ صلِّ
صَلَاةً كَامِلَةً وَ سَلِّمْ سَلَامًا تَامًّا عَلىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
الَّذِى تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ وَ تَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَ تُقْضٰى بِهِ
الْحَوَائِجُ وَ تُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَ حُسْنُ الْخَوَاتِمِ وَ
يُسْتَسْقََى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَ عَلىٰ آلِهِ وِ صَحْبِهِ فِى
كُلِّ لَمْحَةٍ وَ نَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ
“Ya Allah, berikanlah
Shalawat yang sempurna dan salam yang sempurna kepada Beliau Baginda Nabi kami
Muhammad yang dengannya terlepas dari ikatan (kesusahan) dan dibebaskan dari kesulitan.
Dan dengannya pula ditunaikan hajat dan diperoleh segala keinginan dan kematian
yang baik, dan memberi siraman (kebahagiaan) kepada orang yang sedih dengan
wajahnya yang mulia, dan kepada keluarganya, para shahabatnya, dengan seluruh
ilmu yang engkau miliki“
Dari berbagai sumber

Posting Komentar