Bagaimana orang bertasbih bahagia
dalam penjaranya? Ia tidak gembira. Hanya romannya bahagia, hatinya duka.
Secara lahiriyah bahagia, sementara hatinya serasa terpotong-potong,
kesendiriannya, dan akna yang dihayatinya serasa berubah jadi maksiat dibalik
bajunya, dimana luka-luka hatinya tertutup oleh potongan senyum bajunya.
Barulah Allah Azza wa Jalla dan para Malaikatnya bangga. Masing-masing mereka
diberi isyarat dengan jari-jari pasda mereka, para ksatria di negeri agama
Allah Azza wa Jalla dan di negeri rahasiaNya, sepanjang mereka bersabar
bersamaNya, dan menahan kegetiran takdirNya, sampai mereka dicintai Allah Azza
wa Jalla. Sebagaimana firmanNya, "Dan Allah mencintai orang-orang yang
bersabar." (Ali Imron: 146)
Bahwa Allah azza wa Jalla
membericobaan padamu semata karena cintaNya kepadamu. Sepanjang engkau
melaksanakan perintahNya dan menjauhi laranganNya, maka Allah semakin cinta
kepadamu, dan sepanjang engkau sabar atas cobaanNya, semakin anda dekat denganNya.
Sebagian Sufi – semoga Allah
merahmatinya – meriwayatkan, "Allah SWT, tidak mau menyiksa kekasihNya,
tetapi Allah memberi ujian dan memberikan kesabaran padanya."
Nabi SAW bersabda, "Seakan-akan dunia itu tidak ada, dan seakan-akan akhirat itu yang
senantiasa ada." (HR Ali Al-Qaari, dan al-Ajluny).
Kemarilah, wahai pemburu dunia,
wahai pecinta dunia, aku akan uraikan cacat-cacat dunia, dan kuberikan petunjuk
Jalan Allah Azza wa Jalla, aku temukan dengan mereka yang yang hanya berhasrat
menuju Wajah Allah Azza wa Jalla, karena saat ini kalian sedang stress.
Dengarkan apa yang aku katakana padamu dan amalkan, serta ikhlaslah dalam
mengamalkannya.
Bila kalian mengamalkan ilmuku dan
kalian mati ketika mengamalkannya, maka Allah SWT, akan meninggikan derajatmu
sampai tingkat luhur (illiyyin), lantas kalian akan melihat disana, akar
ucapanku dari sana, lantas kalian memanggilku dan menyalamiku dan kalian
mewujudkan hakikat apa yang aku isyaratkan padaNya.
Kaumku…!Tinggalkan semua yang
menimbulkan depresimu, tinggalkan rasa nyaman yang bathil, sibukkan dirimu
dengan dzikrullah Azza wa Jalla. Bicaralah yang bermanfaat dan diamlah jika itu
menyengsarakan jiwamu. Jika anda ingin bicara sesuai kehendakmu, maka fikirkan
apa yang bakal kau katakana,. Lalu berniatlah yang tulus, baru biacara.
Di sinilah berlaku ungkapan,
"Ucapan si bodoh di depan hatinya, sedangkan ucapan si alim yang berakal
ada di belakang hatinya."
Diamlah dirimu. Bila Allah Azza
wa-Jalla menghendakimu bicara, maka Dia akan membuka ucapanmu. Jika Allah
menghendaki suatu hal, Allah juga menyiapkanmu bagiNya. KesertaanNya padamu
membuatmu bisu total, jika sudah demikian ucapan akan datang sendiri dariNya
manakala Dia menghendakinya. Bahkan bisa saja, kebisuan itu terus menerus
sampai mati. Maka berlakulah sabda Nabi SAW, "Siapa yang kenal Allah,
lisannya kelu." (HR Al-Khathib al-Baghdady).
Lisan lahiriyahnya kelu, sedangkan
batinnya kelu dari segala hal selain Allah SWT. Maka segalanya berserasi tanpa
kontra, karena mata hatinya buta dari selain memandangNya. Batinnya terkoyak
dan masalahnya terhanguskan, hartanya tercerai berai, lalu ia keluar dari
eksistensinya, keluar dari dunia dan akhiratnya, bahkan nama dan tandanya pun
tiada.
Allah SWT Berfirman, "Kemudian
jika Allah berkehendak, maka Dia membakitkan kembali." (‘Abasa: 22)
Allah Azza wa Jalla mewujudkan
setelah tiada, diciptakan kembali sebagai makhluk, yang dihanguskan oleh hasta
fana’, lalu dikembalikan pada Hasta Baqa’ agar meraih Pertemuan, kemudian
dikembalikan agar mengajak makhluk dari kefakiran menuju KemahacukupanNya.
Kecukupan adalah cukup bersama Allah Azza wa Jalla dari aktivitas hatinya
dengan mendekatkan diri padaNya Azza wa Jalla. Orang yang fakir dengan dirinya
tak mampu meraih itu semua.
Siapa yang ingin cukup kaya, tinggalkan
dunia dan akhirat serta seisinya, tinggalkan segala hal selain Allah Azza wa
Jalla secara total. Maka secara bertahap semuanya akan keluar dari hatinya,
sesuatu yang ada dan sangat hina ini. Sesuatu yang remeh di dunia ini (harta
dan seluruh sisinya) hanyalah piranti bekal saja. Maka raihlah bekal itu dalam
rangka berjalan menuju kepadaNya. Maka Allah akan memberimu nikmat-nikmat yang
dihidangkan olehNya. Anda juga meraih petunjuk, pengetahuan, dan hidayah dari
CahayaNya.
Mutiara Kalam Syaikh Abdul Qadir al Jilany

Posting Komentar