(ﺇﺫا ﺳﻤﻌﺘﻢ اﻟﻨﺪاء ﻓﻘﻮﻟﻮا ﻣﺜﻞ ﻣﺎ ﻳﻘﻮﻝ اﻟﻤﺆﺫﻥ)
"Jika kalian mendengar adzan maka ucapkanlah seperti
yang diucapkan muadzin" (HR Muslim)
ﻗﺎﻝ اﻟﻘﺎﺭﻯء ﻓﻲ اﻟﻤﺮﻗﺎﺓ ﺇﻻ ﻓﻲ اﻟﺤﻴﻌﻠﺘﻴﻦ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﻘﻮﻝ ﻻ ﺣﻮﻝ ﻭﻻ ﻗﻮﺓ
ﺇﻻ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﻭﺇﻻ ﻓﻲ ﻗﻮﻟﻪ اﻟﺼﻼﺓ ﺧﻴﺮ ﻣﻦ اﻟﻨﻮﻡ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﻘﻮﻝ ﺻﺪﻗﺖ ﻭﺑﺮﺭﺕ ﻭﺑﺎﻟﺤﻖ ﻧﻄﻘﺖ ﻭﺑﺮﺭﺕ ﺑﻜﺴﺮ
اﻟﺮاء اﻷﻭﻟﻰ ﻭﻗﻴﻞ ﺑﻔﺘﺤﻬﺎ ﺃﻱ ﺻﺮﺕ ﺫا ﺑﺮ ﻭﺧﻴﺮ ﻛﺜﻴﺮ اﻧﺘﻬﻰ ﻛﻼﻡ اﻟﻘﺎﺭﻯء
Al-Qari berkata dalam kitab Al-Mirqah: "Kecuali pada 2
Hayya'ala, maka menjawab dengan Hauqalah. Dan kecuali pada As-Shalatu khairum
min an-naum (Tatswib), maka menjawab dengan "Shadaqta wa bararta wa bil
haqqi nathaqta"
ﻗﻠﺖ ﺃﻣﺎ ﻗﻮﻟﻪ ﺇﻻ ﻓﻲ اﻟﺤﻴﻌﻠﺘﻴﻦ ﻓﻠﺤﺪﻳﺚ ﻋﻤﺮ ﻣﺮﻓﻮﻋﺎ ﺇﺫا ﻗﺎﻝ اﻟﻤﺆﺫﻥ
اﻟﻠﻪ ﺃﻛﺒﺮ اﻟﻠﻪ ﺃﻛﺒﺮ ﻓﻘﺎﻝ ﺃﺣﺪﻛﻢ اﻟﻠﻪ ﺃﻛﺒﺮ اﻟﻠﻪ ﺃﻛﺒﺮ ﺛﻢ ﻗﺎﻝ ﺃﺷﻬﺪ ﺃﻥ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ اﻟﻠﻪ
ﻗﺎﻝ ﺃﺷﻬﺪ ﺃﻥ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ اﻟﻠﻪ ﺛﻢ ﻗﺎﻝ ﺃﺷﻬﺪ ﺃﻥ ﻣﺤﻤﺪا ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﻗﺎﻝ ﺃﺷﻬﺪ ﺃﻥ ﻣﺤﻤﺪا ﺭﺳﻮﻝ
اﻟﻠﻪ ﺛﻢ ﻗﺎﻝ ﺣﻲ ﻋﻠﻰ اﻟﺼﻼﺓ ﻗﺎﻝ ﻻ ﺣﻮﻝ ﻭﻻ ﻗﻮﺓ ﺇﻻ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﺛﻢ ﻗﺎﻝ ﺣﻲ ﻋﻠﻰ اﻟﻔﻼﺡ ﻗﺎﻝ ﻻ ﺣﻮﻝ
ﻭﻻ ﻗﻮﺓ ﺇﻻ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﺛﻢ ﻗﺎﻝ اﻟﻠﻪ ﺃﻛﺒﺮ اﻟﻠﻪ ﺃﻛﺒﺮ ﻗﺎﻝ اﻟﻠﻪ ﺃﻛﺒﺮ اﻟﻠﻪ ﺃﻛﺒﺮ ﺛﻢ ﻗﺎﻝ ﻻ ﺇﻟﻪ
ﺇﻻ اﻟﻠﻪ ﻗﺎﻝ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ اﻟﻠﻪ ﺩﺧﻞ اﻟﺠﻨﺔ ﺭﻭاﻩ ﻣﺴﻠﻢ
Saya (Al-Mubarakfuri) katakan: "Menjawab 2 Hayya'ala
dengan Hauqalah adalah berdasar hadis riwayat Umar...." (HR Muslim)
ﻭﺃﻣﺎ ﻗﻮﻟﻪ ﻭﺇﻻ ﻓﻲ ﻗﻮﻟﻪ اﻟﺼﻼﺓ ﺧﻴﺮ ﻣﻦ اﻟﻨﻮﻡ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﻘﻮﻝ ﺻﺪﻗﺖ ﻭﺑﺮﺭﺕ
ﻓﻠﻢ ﺃﻗﻒ ﻋﻠﻰ ﺣﺪﻳﺚ ﻳﺪﻝ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﻗﺎﻝ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺇﺳﻤﺎﻋﻴﻞ اﻷﻣﻴﺮ ﻓﻲ ﺳﺒﻞ اﻟﺴﻼﻡ ﺻ 87 ﻭﻗﻴﻞ ﻳﻘﻮﻝ
ﻓﻲ ﺟﻮاﺏ اﻟﺘﺜﻮﻳﺐ ﺻﺪﻗﺖ ﻭﺑﺮﺭﺕ
ﻭﻫﺬا اﺳﺘﺤﺴﺎﻥ ﻣﻦ ﻗﺎﺋﻠﻪ ﻭﺇﻻ ﻓﻠﻴﺲ ﻓﻴﻪ ﺳﻨﺔ ﺗﻌﺘﻤﺪ اﻧﺘﻬﻰ
Sementara menjawab As-shalatu khairun min an-naum dengan
kalimat "shadaqta wa bararta" tidak saya temukan hadisnya. Muhammad
bin Ismail Al-Amir berkata dalam kitabnya Subul As-Salam hal. 87 bahwa
*menjawab dengan "Shadaqta wa bararta" adalah metode Istihsan
(penilaian baik) dari orang yang berpendapat.* Jika bukan karena metode
Istihsan maka tidak ada hadis yang dijadikan pegangan (Tuftatul Ahwadzi 1/525)
Pendapat ini juga diperkuat oleh pentarjih utama Madzhab
Syafii, Imam Nawawi:
(ﻗﻠﺖ ﻭﺇﻻ ﻓﻲ اﻟﺘﺜﻮﻳﺐ ﻓﻴﻘﻮﻝ ﺻﺪﻗﺖ ﻭﺑﺮﺭﺕ) ﺑﻜﺴﺮ اﻟﺮاء ﻭﺣﻜﻲ ﻓﺘﺤﻬﺎ
(ﻭاﻟﻠﻪ ﺃﻋﻠﻢ) ؛ ﻷﻧﻪ ﻣﻨﺎﺳﺐ ﻭﻗﻮﻝ اﺑﻦ اﻟﺮﻓﻌﺔ ﻟﺨﺒﺮ ﻓﻴﻪ ﺭﺩ ﺑﺄﻧﻪ ﻻ ﺃﺻﻞ ﻟﻪ
Saya (An-Nawawi) berkata: *"Dan kecuali saat Tatswib,
maka menjawab dengan Shadaqta wa Bararta".* Ibnu Hajar Al-Haitami berkata:
"Ini adalah yang layak dijadikan jawaban. Sedangkan menurut Ibnu Rif'ah
yang menyatakan berdasar hadis, dibantah bahwa hadis itu tidak ada
dasarnya" (Tuhfatul Muhtaj 1/481)
Ust. Ma'ruf Khozin, anggota Dewan Pakar Aswaja NU
Center Jatim
Posting Komentar