Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Rasulullah Yang Disempurnakan Allah SWT

Rasulullah Yang Disempurnakan Allah SWT

“Dan sungguh telah berkata seutama-utamanya orang yang memiliki kesempurnaan dengan haq Allah dan sempurna-sempurnanya daripada mereka yaitu Nabi Muhammad SAW di dalam doa-doanya bahwasannya mengakui akan lemahnya beliau daripada Qiyam (berdiri untuk shalat)dengan memperbanyak sanjungan atas Allah Swt yaitu dengan doanya,”Aku berlindung dengan ridha-Mu dari kemarahan-Mu, dan dengan selamat-Mu dari siksa-siksa-Mu, dan aku berlindung dengan Engkau daripada Engkau yang tidak aku dapati siksa atas-Mu, tidak terhitung pujian atas-Mu sebagaimana Engkau memuji atas diri-Mu.”

Dan sungguh telah sampai kepada kami, bahwasannya Allah telah menciptakan malaikat yang tidaklah mereka memuji semenjak Allah menciptakan mereka, didalam ruku’, sujud, tasbih, dan taqdis mereka, yang tidak putus dari memuji-Nya, dan tidak bekerja selain dari memuji tersebut hingga hari kiamat. Dan para malaikat berkata,”Maha Suci Engkau dan segala puji bagi-Mu, tidaklah kami mengenal-Mu dengan haq makrifat-Mu, dan tidaklah kami beribadah kepada-Mu dengan hak ibadah-Mu,”

Dan sungguh telah berkata sebagian ulama, sesungguhnya perkataan Allah,” Bertakwalah kepada Allah dengan Takwa yang sebenar-benarnya” merupakan ayat Mansukh (ayat yang dikhususkan untuk Nabi) dengan perkataan-Nya,”Bertakwalah kepada Allah dengan sekedar kemampuanmu.”

Dan telah berkata sebagian mereka bahwa ayat yang kedua menerangkan bagi maksud dari ayat pertama tidak disalin darinya dan ini adalah benar, insya Allah.”

Dari penjelasan Habib Abdullah di atas dapat kita ketahui bahwa, Nabi Muhammad orang yang memiliki keutamaan yaitu berupa kesempurnaan yang tiada ada bandingnya, baik diantara para nabi dan para rasul ataupun lainnya, didalam setiap doa-doanya menyatakan kelemahannya didalam ibadah-ibadahnya, bahkan beliau banyak memberikan sanjungan-sanjungan kepada Allah Swt. Diantara doa beliau yaitu :

أعـُـوذ ُ بـِرِضـَاكَ مِنْ سُخـْطِكَ وَ بـِمُعَافـَاتِكَ مِنْ عُـقـُوْبَـتِـكَ وَأعـُوْذ ُ بـِكَ مِنـْكَ لا َأ ُحْصِى ثــَنـَاءً عـَلـَيْـكَ أ َنـْتَ كـَمَا أ َثــْنـَيْتَ عـَلـَى نـَفـْسِكَ

“Aku berlindung dengan ridha-Mu dari kemarahan-Mu, dan dengan selamat-Mu dari siksa-Mu, dan aku berlindung dengan Engkau daripada Engkau yang tidak aku dapati siksa atas-Mu, tidak terhitung pujian atas-Mu sebagaimana Engkau memuji atas diri-Mu.”

Dan juga para malaikat yang tidak memiliki pekerjaan selain selalu beribadah dan memberikan berbagai pujian kepada Allah, semenjak mereka diciptakan hingga datangnya hari kiamat, pun menyatakan kelemahannya, yaitu dengan perkataan mereka,

سُبْحَانـَكَ وَلـَكَ الـْحَمْدُ مَا عـَرَفـْنـَاكَ حَق َّ مَعْرِفـَتِكَ وَلا َ عَبَدْنـَاكَ حَق َّ عِبَادَتِكَ

”Maha Suci Engkau dan segala puji bagi-Mu, tidaklah kami mengenal-Mu dengan haq makrifat-Mu, dan tidaklah kami beribadah kepada-Mu dengan hak ibadah-Mu.”

Jika Rasulullah SAW yang sempurna dan telah dijamin masuk surga, masih menyatakan bahwa dirinya penuh dengan kekurangan dalam bertakwa kepada Allah SWT. Begitu juga para malaikat, yang diciptakan oleh Allah hanya semata-mata untuk mengabdi beribadah kepada Allah, pun menyatakan bahwa ibadahnya semata merupakan anugerah dari Allah. 

Bagaimana dengan ibadah kita, bagaimana dengan ketakwaan kita. Jika ulama menggambarkan seperti kajian Jumat yang lalu, dengan penggambaran sejuta orang yang masing-masing berumur sejuta tahun dan senantiasa beribadah, masih belum melampaui ketakwaan Rasulullah SAW.

Namun demikian, Allah SWT masih memberikan rasa sayang-Nya kepada kita, dengan firman-Nya,”Bertakwalah kepada Allah dengan sekedar kemampuanmu.” Yang artinya kita harus berusaha untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah, dengan segala kemampuan dan keterbatasan yang kita miliki, dengan melakukan segala macam ibadah dan kebaikan yang merupakan semata-mata anugerah dari Allah SWT.

Semoga kita dapat senantiasa meningkatkan ketakwaan dengan segenap kemapuan yang kita miliki, sehingga kita digolongkan oleh Allah Swt termasuk orang yang bertakwa. Dan dengan digolongkannya kita termasuk orang yang bertakwa maka dapat dimasukkan kedalam surga yang penuh dengan kenikmatan, aamiin.



Pengajian Kitab Nashoihud Dinniyah  karya Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad Oleh Habib Quraisy bin Ali Aidid
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger