“Dan sungguh telah berkata seutama-utamanya
orang yang memiliki kesempurnaan dengan haq Allah dan sempurna-sempurnanya
daripada mereka yaitu Nabi Muhammad SAW di dalam doa-doanya bahwasannya mengakui
akan lemahnya beliau daripada Qiyam (berdiri untuk shalat)dengan memperbanyak
sanjungan atas Allah Swt yaitu dengan doanya,”Aku berlindung dengan ridha-Mu
dari kemarahan-Mu, dan dengan selamat-Mu dari siksa-siksa-Mu, dan aku
berlindung dengan Engkau daripada Engkau yang tidak aku dapati siksa atas-Mu,
tidak terhitung pujian atas-Mu sebagaimana Engkau memuji atas diri-Mu.”
Dan
sungguh telah sampai kepada kami, bahwasannya Allah telah menciptakan malaikat
yang tidaklah mereka memuji semenjak Allah menciptakan mereka, didalam ruku’,
sujud, tasbih, dan taqdis mereka, yang tidak putus dari memuji-Nya, dan tidak
bekerja selain dari memuji tersebut hingga hari kiamat. Dan para malaikat
berkata,”Maha Suci Engkau dan segala puji bagi-Mu, tidaklah kami mengenal-Mu
dengan haq makrifat-Mu, dan tidaklah kami beribadah kepada-Mu dengan hak
ibadah-Mu,”
Dan
sungguh telah berkata sebagian ulama, sesungguhnya perkataan Allah,”
Bertakwalah kepada Allah dengan Takwa yang sebenar-benarnya” merupakan ayat
Mansukh (ayat yang dikhususkan untuk Nabi) dengan perkataan-Nya,”Bertakwalah
kepada Allah dengan sekedar kemampuanmu.”
Dan
telah berkata sebagian mereka bahwa ayat yang kedua menerangkan bagi maksud
dari ayat pertama tidak disalin darinya dan ini adalah benar, insya Allah.”
Dari
penjelasan Habib Abdullah di atas dapat kita ketahui bahwa, Nabi Muhammad orang
yang memiliki keutamaan yaitu berupa kesempurnaan yang tiada ada bandingnya,
baik diantara para nabi dan para rasul ataupun lainnya, didalam setiap
doa-doanya menyatakan kelemahannya didalam ibadah-ibadahnya, bahkan beliau
banyak memberikan sanjungan-sanjungan kepada Allah Swt. Diantara doa beliau
yaitu :
أعـُـوذ
ُ بـِرِضـَاكَ مِنْ سُخـْطِكَ وَ بـِمُعَافـَاتِكَ مِنْ عُـقـُوْبَـتِـكَ
وَأعـُوْذ ُ بـِكَ مِنـْكَ لا َأ ُحْصِى ثــَنـَاءً عـَلـَيْـكَ أ َنـْتَ كـَمَا أ
َثــْنـَيْتَ عـَلـَى نـَفـْسِكَ
“Aku
berlindung dengan ridha-Mu dari kemarahan-Mu, dan dengan selamat-Mu dari
siksa-Mu, dan aku berlindung dengan Engkau daripada Engkau yang tidak aku
dapati siksa atas-Mu, tidak terhitung pujian atas-Mu sebagaimana Engkau memuji
atas diri-Mu.”
Dan
juga para malaikat yang tidak memiliki pekerjaan selain selalu beribadah dan
memberikan berbagai pujian kepada Allah, semenjak mereka diciptakan hingga
datangnya hari kiamat, pun menyatakan kelemahannya, yaitu dengan perkataan
mereka,
سُبْحَانـَكَ وَلـَكَ الـْحَمْدُ مَا
عـَرَفـْنـَاكَ حَق َّ مَعْرِفـَتِكَ وَلا َ عَبَدْنـَاكَ حَق َّ عِبَادَتِكَ
”Maha
Suci Engkau dan segala puji bagi-Mu, tidaklah kami mengenal-Mu dengan haq
makrifat-Mu, dan tidaklah kami beribadah kepada-Mu dengan hak ibadah-Mu.”
Jika
Rasulullah SAW yang sempurna dan telah dijamin masuk surga, masih menyatakan
bahwa dirinya penuh dengan kekurangan dalam bertakwa kepada Allah SWT. Begitu
juga para malaikat, yang diciptakan oleh Allah hanya semata-mata untuk mengabdi
beribadah kepada Allah, pun menyatakan bahwa ibadahnya semata merupakan
anugerah dari Allah.
Bagaimana dengan ibadah kita, bagaimana dengan ketakwaan
kita. Jika ulama menggambarkan seperti kajian Jumat yang lalu, dengan
penggambaran sejuta orang yang masing-masing berumur sejuta tahun dan
senantiasa beribadah, masih belum melampaui ketakwaan Rasulullah SAW.
Namun
demikian, Allah SWT masih memberikan rasa sayang-Nya kepada kita, dengan
firman-Nya,”Bertakwalah kepada Allah dengan sekedar kemampuanmu.” Yang artinya
kita harus berusaha untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah,
dengan segala kemampuan dan keterbatasan yang kita miliki, dengan melakukan
segala macam ibadah dan kebaikan yang merupakan semata-mata anugerah dari Allah
SWT.
Semoga
kita dapat senantiasa meningkatkan ketakwaan dengan segenap kemapuan yang kita
miliki, sehingga kita digolongkan oleh Allah Swt termasuk orang yang bertakwa.
Dan dengan digolongkannya kita termasuk orang yang bertakwa maka dapat
dimasukkan kedalam surga yang penuh dengan kenikmatan, aamiin.
Pengajian
Kitab Nashoihud Dinniyah karya Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad Oleh Habib Quraisy bin Ali Aidid
Posting Komentar