Dalam catatan sejarah Islam disebutkan bahwa Al-Muzhaffar adalah seorang penguasa yang pertama kali memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW secara meriah dan besar-besaran. Dalam perayaan maulid Nabi tersebut, Al-Muzhaffar menyediakan menu makanan yang terdiri dari 5000 kepala kambing bakar, 10.000 ayam, 100.000 roti, 100.000 mangkok yang berisi makanan ringan. Acara tersebut bukan hanya dihadiri oleh kalangan masyarakat garis bawah, tapi juga para pembesar dan para tokoh ulama dari belahan penjuru dunia.
Mereka diundang untuk memeriahkan acara tersebut. Erbil terletak di Utara Irak dan masuk wilayah Kurdistan. Raja Erbil saat itu dipimpin oleh Al-Malik Al-Mudzaffar Abu Said Kukuburi bin Zainiddin Ali bin Buktikin (W 630 H / 1232 M). Dari masa pemerintahanya al-Malik al-Mudzaffar berada di penghujung masa Abbasiyah sebelum dihancurkan bangsa Mongol.
Malik Mudzaffar terkenal Sangat dermawan sebagaimana yang disebuntukan al-Hafidz Ibnu Katsir dan punya jasa yang sangat baik. Termasuk kata Ibnu Katsir beliau selalu melaksanakan maulid Nabi SAW tiap tahun pada bulan Rabiul awal bahkan selalu mengeluarkan dana tiap tahun untuk acara Maulid Nabi SAW 300.000 Dinar (Rp. 1.275.000.000.000).
Meski al-Muzhaffar dikenal sebagai Raja yang berlimpah harta dan kaya raya, beliau tidak serta merta menggunakan harta bendanya untuk kesenangan duniawi semata. Beliau lebih memilih hidup sederhana. Beliau menjauhi gaya hidup foya-foya. Hartanya banyak didermakan pada kaum fakir miskin dan rakyat jelata.
Istrinya, Rabi'ah Khatun binti Ayyub (saudari sultan Shalahuddin al-Ayyubi), menuturkan bahwa baju yang biasa dikenakan al-Muzhaffar adalah baju yang terbuat dari kain kasar. Andai baju tersebut dibeli, maka cukup dengan mengeluarkan uang yang bernilai tidak lebih dari 5 dirham.
Suatu ketika al-Muzhaffar ditegur perihal pakaian yang dikenakannya. Al-Muzhaffar pun menjawab,Bagiku, memakai baju seharga 5 dirham dan aku sedekahkan sisa-sisa uangku untuk keperluan lain, itu lebih baik daripada memakai baju yang sangat mahal harganya dan aku biarkan fakir miskin kekuranga.
Lalu siapakah yang diberi Malik Mudzaffar hadiah berkat menulis Maulid Nabi? Jawabannya, Imam al-Hafiz Ibnu Dihyah (W 633 H/ 1236 M). Ketika Ibnu Dihyah menulis kitab Maulid Nabi untuk dihadiahkan kepada sang raja dengan judul "Al-Tanwir fi Maulid Al- Siroj Al- Munir", sang raja memberikan hadiah sebesar 1000 Dinar (Rp.4.250.000.000)
Ditulis oleh Ust. Nur Imam dari sumber-sumber sebagai berikut :
1- Al-Bidayah Wa Al-Nihayah, Ibnu Katsir
2- Hadiyyatul 'Arifin, Ismail al-Babani
3- Al-A'lam, Zirikli
4- Mu'jam al-Muallifin, Umar Kahhalah
5- Siyar A`lam an-Nubala
6- Sambutan Maulana Syekh Ali Jum`ah dan beberapa masyayikh al-Azhar dalam berbagai perayaan Maulid.
Posting Komentar