Ammar ibnu abi Ammar berkata, “Suatu hari Zaid bin Tsabit (Semoga
Allah Meridhoinya) menunggai kuda, kemudian sahabat Ibnu Abbas (Semoga Allah Meridhoi
Keduanya) memegang pijakan kakinya (sanggurdi ).”
Zaid berkata, " Jangan begitu wahai putranya paman
Rasululloh "
Ibnu Abbas berkata, " Seperti inilah kami di
perintahkan untuk berbuat kepada ulama' kami".
Lalu Zaid bin Tsabit mencium tangan Ibnu Abbas, dan zaid
berkata, " Seperti inilah kami di perintahkan untuk berbuat kepada
keluarga Nabi kita."
Dalam Kitab Manaqibul Imam Abi Hanifah lil Khowarizmi dikisahkan:
Imam Abu Hanifah berkata, " Aku tidak pernah
menjulurkan kakiku ke arah rumah guruku yaitu Syeh Hammad karena penghormatanku
kepada beliau. Setelah wafatnya Syeh Hammad tidaklah aku sholat kecuali ku
doakan beliau bersama kedua orangtuaku, dan sungguh aku memintakan ampunan bagi
orang-orang yang aku belajar darinya atau orang-orang yang mengajariku
ilmu."
Dalam Kitab Al I'lam Bihurmati AhlilIilmi wal Islam diceritakan:
Imam Abu Yusuf murid dan sahabatnya Imam Abu Hanifah
berkata, " Sungguh aku mendoakan Abu Hanifah sebelum kedua orang tuaku,
dan aku pernah mendengar Abu Hanifah berkata: ' Sungguh aku mendoakan Hammad
bersama dengan kedua orang tuaku'."
Dalam Kitab Risalatul Mustarsyidin dikisahkan:
Imam Syafi'i berkata, " Dulu aku membuka kertasku di
depan Imam Malik dengan hati-hati karena khawatir beliau terganggu dengan
suaranya."
Dalam Kitab Faidlul Qodir lil Munawi diceritakan:
Ar rabi' muridnya Imam Syafi'i berkata, "Demi Allah
aku tidak pernah meneguk air sedangkan Imam Syafi'i melihatku."
Dalam Kitab Wafiyatul A'yan dijelaskan:
Imam Ahmad murid Imam Syafi'i berkata, " Selama 30
tahun tidaklah aku bermalam kecuali kudoakan imam Syafi'i dan memintakan ampunan
untuknya."
Dalam Kitab Tarikh Baghdad diceritakan:
Abdullah putranya Imam Ahmad berkata kepada ayahnya, "
Duhai ayah, sesungguhnya aku mendengarmu sering mendoakan imam Syafi'i ".
Ayahku berkata, " Wahai anakku, dulu imam Syaf'i itu
seperti matahari bagi dunia dan seperti kekuatan bagi manusia, maka lihatlah
adakah pengganti bagi kedua hal itu?"
Dalam Al Maktabah Islamiyah diceritakan:
Imam Yahya bin Ma'in berkata, " Demi Allah, tidak ada
di bawah kolong langit yang lebih faqih daripada Imam Ahmad bin Hambal, di Timur
dan di Barat tidak ada yang seperti beliau."
Dalam Kitab Torhut Tastrib dikisahkan:
Imam Syafi'i berkata, " Tidaklah kutinggalkan di
baghdad orang yang lebih faqih, lebih wi ra'i dan lebih alim daripada Ahmad bin
Hanbal."
Dan Dalam Kitab Syarah Mandzumah Adab dikisahkan:
Imam Syafi'i menulis surat kepada Imam Ahmad dalam bentuk
syair. Kemudian Orang-orang berkata, "Ahmad mengunjungimu dan engkau
mengunjunginya. "
Kukatakan (Imam Syafi'i), " Keutamaan-keutamaan tidak
pernah berpisah dari derajatnya (Imam Ahmad). Jika ia mengunjungiku maka ia berkunjung
dengan keutamannya, atau jika aku mengunjunginya maka itu karena keutamaanya. Keutamaan
dalam kedua keadaan itu semua miliknya ".
Kemudian Imam Ahmad membalasnya dengan syair juga, "
Jika engkau mengunjungi kami maka dengan keutamaan darimu engkau menganugrahi
kami, atau jika kami mengunjungimu maka karena keutamaan yang ada pada dirimu. Maka
tidaklah kami kehilangan keutamaan darimu dalam dua keadaan, dan orang yang
mencelamu tidaklah mendapatkan apa yang di harapkan pada dirimu."
Posting Komentar