Ramadhan dengan segala kemuliaannya telah lewat dari usia kita, dan tidak
kita ketahui apakah masih akan jumpa dengan Ramadhan yang akan datang atau
tidak , telah lewat malam-malam tarawih, telah lewat buka puasa bersama dan
kemuliaan Lailatul Qadr dan lainnya, namun penjiwaan dalam menjiwai rahasia
kemuliaan Ramadhan akan membekas di hari-hari setelah Ramadhan . Kemuliaannya
tidak sirna , pahala-pahalanya tidak sirna, dan tarbiyah ruhiyah jasadiyah
(didikan pd ruh dan jasad) yang ada pada bulan Ramadhan akan berlanjut di
hari-hari lainnya jika kita menjaganya, yaitu kita akan mudah melakukan puasa
sunnah karena sudah terbiasa puasa sebulan , kita akan terbiasa qiyamullail
untuk shalat tahajjud karena sudah terbiasa bangun sahur .
Demikian indahnya Allah, Allah Maha Tahu bahwa orang-orang banyak sulit
untuk bangun tahajjud karena sibuknya dalam pekerjaan sehari-harinya, maka
Allah jadikan puasa Ramadhan ada waktu untuk makan sahur, untuk apa? Agar nanti
setelah Ramadhan mereka lebih mudah sampai pada kemuliaan tahajjud , ruku’ dan
sujud berduaan dengan Allah SWT semata, mensucikan mengagungkan namaNya.
Dan
Allah SWT berfirman dalam hadits qudsiy riwayat Al Imam Bukhari dan Muslim,
Bahwa Allah SWT menyeru di sepertiga malam terakhir pada hamba-hambaNya, “
Barangsiapa yang memohon pengampunan Ku maafkan, barangsiapa yang bertaubat Ku
terima taubatnya “ seruan itu memanggil semua mereka yang mau bertamu
kepada Allah di sepertiga malam terakhir . Namun tidaklah para pencinta Allah
yang bangun malam untuk shalat tahajjud, meninggalkan kasurnya ranjangnya dan
istirahatnya untuk Sang Maha yang paling berhak dicintai, terkecuali orang yg
dicintai Allah.
Semoga aku dan kalian diantara mereka, dawamkan bangun shalat malam
walaupun bukan di waktu sahur, barangkali waktu bangun sahurnya ada yang jam
dua atau jam tiga, paling tidak setiap hari bangunnya jam setengah empat atau
jam empat setel alarm nya, baca zikir yang diajarkan Rasul SAW kepada
Sayyidatuna Fatimah Az Zahra’ RA riwayat Shahih Al Bukhari, sebelum tidur Rasul
SAW mengajarkan membaca :
سُبْحَانَ
اللهِ 33 , اَلْحَمْدُلِلهِ 33 , اَللهُ أَكْبَرْ 33
dan diakhiri dengan bacaan :
لَاإِلهَ
إِلَّاالله وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهْ لَهُ اْلمُلْكُ وَلَهُ اْلحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ
وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٍ
Kalau tidak hafal bacaan itu, boleh diganti dengan membaca “
Allahu Akbar “ 34 kali (Allahu akbar ditambah sekali). Maka orang yang
melakukannya sebelum tidur , saat bangun ia akan bangun dengan segar tidak akan
bangun dengan lesu, tapi mereka yang lupa atau tidak melakukannya barangkali
saat bangun, malas untuk bangun. Ketika ia bangun ia akan merasakan tubuhnya
lebih segar dari keagungan rahasia kalimatullah al ‘ulya SWT yang mengantarnya
sebelum tidur. Kalau lupa, nah itulah barangkali ketika kita bangun jam tiga
atau setengah empat kemudian kita tidur lagi karena malas.
Demikian malam-malam agung Ramadhan telah larut tapi malam-malam agung di
sisa usia kita masih menanti setiap malam, maka ambillah satu dua menit,
sepuluh duapuluh menit untuk bersama Allah sebelum waktu subuh.
Diriwayatkan
dalam Shahih Al Bukhari bahwa Rasul SAW tidak pernah meninggalkan shalat witir
sepanjang usia beliau baik beliau sedang di rumahnya atau sedang safar ( dalam
perjalanan ), bahkan beliau melakukan shalat witir di atas tunggangannya.
Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari dan tentunya juga di perbolehkan di
dalam Mazhab As Syafi’i dan lainnya, boleh melakukan shalat sunnah ketika
sedang dalam perjalanan di atas kendaraannya sambil duduk , kalau shalat fardhu
tentunya harus menghadap kiblat, kalau shalat sunnah boleh kiblatnya kemana
saja asal sedang dalam perjalanan bukan di rumah, kalau sedang safar keluar
Jakarta sedang di bis, di pesawat, shalat sunnah kiblatnya kemana saja. Boleh
shalat dhuha, shalat witir, shalat apa saja,, daripada diam saja lebih baik
shalat sunnah asalkan dalam keadaan wudhu’, kalau tidak bisa wudhu’ maka
tayammum untuk shalat sunnah.
Ketika Rasul SAW sakit beliau melakukan shalat witir sambil duduk, tidak
meninggalkan shalat witir sepanjang usianya. Semoga Allah SWT memuliakan kita
dengan kemuliaan shalat witir.
Habib Munzir Al Musawwa

Posting Komentar