عذاب القبر و نعيمه عذاب القبر و نعيمه حق يجب اعتقاده و هو واقع على البدن و الروح جميعا ، لقوله صلى الله عليه وآله وسلم “القبر روضة من رياض الجنة أو حفرة من حفر النار “ الثواب و العقاب يجب الاعتقاد الجازم بأن من عمل حسنة يثيبه الله تعالى ثوابا مضاعفا بمحض فضله و من عمل سيئة يعاقبه الله عليه بمثله بعدله البعث و النشر و الحشر البعث هو إحياء الموتى و أخراجهم من قبورهم ، و النشر هو انتشارهم و قيامهم من قبورهم ، و الحشر هو سوقهم جميعا الى الموقف لفصل القضاء بينهم و كل واحد من هذه الثلاثة حق يجب الايمان به ، فيحشر من يجازي و هم الإنس و الجن و الملك ، و من لا يجازي كالبهائم و الوحوش . و أول من ينشق عنه الأرض نبينا صلى الله عليه و آله وسلم .
Setelah selesai manusia ditanya dalam kubur oleh malaikat
dan telah diketahui apakan ia tergolong orang orang yang berhasil atau yang
gagal, maka ia akan memasuki periode baru di dalam kubur yaitu nikmat kubur
atau adzab kubur. Sesuai dengan sabda Rasulallah SAW, ”Kuburan itu taman dari taman tamannya surga
atau lobang dari lobang lobangnya api neraka”
Adapun siksa kubur dibagi menjadi dua. pertama yang bersifat
rutin, berlangsung terus menerus sampai datangnya hari kiamat yaitu diterima
bagi orang yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-nya. Ada lagi yang kedua
bersifat sementara, yaitu siksaan yang diterima oleh orang mukmin yang
melakukan keburukan di saat hidupnya di dunia. Ia akan disiksa sesuai dengan
dosa yang dilakukannya. Siksaan ini bisa terhenti jika apa yang telah diterima
dianggap cukup untuk menebus dosa yang telah dilakukanya.
Salah satu yang bisa
meringankan seseorang dari azab kubur adalah do’a dan dan istighfar yang selalu
dikiriman dan dipanjatkan oleh sanak keluarga, famili, dan teman-teman yang
masih hidup. Maka dianjurkan kepada orang yang masih hidup dunia agar
senantiasa mendo’akan keluarga, terutama kedua orang tua, sahabat atau seluruh
kaum muslimin yang telah meninggal dunia. Hal itu merupakan salah satu bentuk
hadiah untuk meringankan azab kubur kepada mereka. “Allah akan menetapkan hati
orang-orang mukmin dengan kalimah yang teguh didunia dan diakhirat.” (Ibrahim,
27).
Seharusnya seorang
muslim jangan memperdebatkan apakah siksa kubur itu akan diterima oleh ruh dan
jasad seseorang, atau siksa kubur hanya diterima oleh ruh tanpa jasad.
Sebaiknya seorang muslim mempercayai adanya nikmat dan adzab kubur dan
menyakininya dengan keyakinan yang kuat bahwa nikmat dan adzab kubur adalah hal
ghaib yang wajib diimani.
Pernah siti A’isyah r.a. mengisahkan bahwa ia dahulunya
tidak mengetahui adanya siksa kubur sehingga datang kepadanya seorang wanita
Yahudi, minta-minta dan setelah ia beri, ia berdo’a: “Semoga Allah melindungi
kamu dari siksa kubur”. Ia menyangka bahwa keterangannya itu termasuk tipuan
kaum Yahudi. Lalu ia ceritakan kepada Nabi SAW. Beliaupun memberitahu kepadanya
bahwa siksa kubur itu hak benar.
Jadi, nikmat dan
adzab kubur ini adalah hal yang haq atau benar akan keberadaanya. Dalil-dalil
yang mutawatir dari Nabi SAW, dan dari para sahabat telah menunjukkan
kebenarannya secara pasti dan kita wajib mengimaninya karena merupakan tuntutan
keimanan kita kepada hari kiamat yang merupakan rukun iman keenam dimana tidak
sah iman seseorang kecuali harus beriman kepada semua rukun iman yang enam.
Ahlus Sunnah wal Jama’ah mengimani tentang adanya nikmat dan
adzab kubur. Keduanya adalah benar berdasarkan Al Qur’an, sunnah dan Ijma’
ulama. Diantara dalil dari Al Qur’an tentang adanya adzab kubur adalah friman
Allah Ta’ala, “Nanti mereka akan Kami siksa dua kali, lalu mereka akan
dikembalikan kepada adzab yang besar. “ (At Taubah, 101).
Menurut penjelasan Ahli tafsir bahwa yang dimaksud dengan
“nanti mereka akan Kami siksa dua kali“ yaitu adzab di dunia dan adzab kubur.
Sedangkan menurut hadits Nabi SAW, dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: Rasulullah,
pernah berjalan melewati salah satu kuburan di kota Madianah, lalu beliau
mendengar suara dua orang yang sedang disiksa di dalam kubur. Beliau bersabda:
“keduanya sedang disiksa, dan keduanya disiksa bukan karena perbuatan dosa
besar. Yang pertama karena tidak beristinja’ atau tidak menjaga kebersihan dari
air kencing (tidak cebok) dan yang lainnya ia senantiasa bernamimah (mengupat).
(hadits al-Bukhari).
Rasulullah SAW menganjurkan ummatnya untuk senantiasa berdo’a memohon perlindungan kepada Allah dari adzab kubur di setiap akhir tasyahud sebelum salam ketika shalat. ”Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari adzab jahannam, dari adzab kubur, dari fitnah hidup dan mati, serta dari kejahatan fitnah al Masih ad-Dajjal” (hadits Muslim dari sahabat Abu Hurairah ra).
Ust. Abdul Hamid Mudjib
Posting Komentar