Apabila kita melihat realitas sejarah dalam peristiwa
Hudaibiyah, para sahabat berjanji setia untuk siap mati membela Rasulullah SAW,
yaitu, berperang sampai mati dan tidak akan menyerah dengan kondisi apapun.
Lalu Allah SWT, menghendaki agar kaum Muslim mengadakan musyawarah dengan
orang-orang musyrik, dan mengakhirnya peperangan dengan menyepakati perjanjian
damai yang dikenal dengan nama Perjanjian Hudaibiyah.
Isi perjanjian itu pada pokoknya mengatur mengenai gencatan
senjata dan aksi damai selama sepuluh tahun. Pada masa ini, pedang harus
disimpan, dan masing–masing pihak harus menahan dirinya untuk tidak menyerang
pihak lain.
Allah SWT menyebut peristiwa tersebut sebagai KEMENANGAN
YANG NYATA atau fathan mubinan. Dalam surah al Fath, diawali dengan ayat yang
berbunyi, “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata.”
(QS al-Fath, 1).
Salah seorang sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah
SAW, “Wahai Rasulullah. Apakah yang dimaksud dengan ayat ini adalah
kemenangan?” Beliau menjawab, “Ya, itulah kemenangan yang nyata.” (HR Ahmad).
Para sahabat merasa heran dengan istilah kemenangan yang
tanpa diraih dengan peperangan, bahkan disebut dengan kemenangan yang nyata.
Kemuadian Allah SWT menurunkan suatu surah yang berkaitan dengan peristiwa
tersebut, yaitu surah Al-Fath.
Allah SWT berfirman : “Dan Dialah yang menahan tangan
mereka dari (membinasakan) kamu dan (menahan) tangan kamu dari (membinasakan)
mereka di tengah kota Mekah sesudah Allah memenangkan kamu atas mereka, dan
adalah Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS al-Fath, 24).
Maka, Islam merupakan agama cinta damai, bukanlah hanya
slogan semata!. Kedamaian (salam) menempati posisi strategis di dalam agama
Islam. Apakah engkau mengetahui bahwa nama Jabbar (Mahaperkasa) dan Mutakabbir
(Mahabesar) hanya disebut sekali dalam surah al-Hasyr. Sedangkan nama Ar-Rahman
(Mahapengasih) dan Ar-Rahim (Mahapenyayang) sebagai pembuka surah al-Qur’an
yang berjumlah 113 surah (kecuali at-Taubah).
Allah SWT berfirman :
Musa berdoa: “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan saudaraku dan
masukkanlah kami ke dalam rahmat Engkau, dan Engkau adalah Maha Penyayang di
antara para penyayang”. (QS al-A’raf, 151).
Sesungguhnya, ada segolongan dari hamba-hamba-Ku berdoa (di
dunia): “Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah
kami rahmat dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang Paling Baik. (QS al-Mu’minun,
109).
Dan Allah SWT juga berfirman :
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi)
rahmat bagi semesta alam.” (QS al-Anbiya’, 107).
Konsep kedamaian sangat berserakan di dalam ajaran Islam.
Katanlah dengan hati yang ikhlas “ Islam, Agama Yang Menyebarkan Salam.”
Allhumma sholi ala sayyidina Muhammad, wa ala alihi, wa
shobihi wa salam. Wallahu a’lam.
Al Sukmana
Posting Komentar