Selain Masjid Nabawi, yang ramai dikunjungi,
masih ada masjid-masjid bersejarah lainnya yang tidak kalah menarik. Salah
satunya Masjid Quba.
Masjid yang dinamakan berdasarkan letaknya ini
adalah masjid yang pertama kali dibangun oleh Baginda Rasulullah SAW, di atas
sebidang tanah milik keluarga Kalsum bin Hadam dari Kabilah Amir bin Auf yang
diwakafkannya kepada beliau setiba di Quba.
Ketika itu, Quba merupakan sebuah kawasan
pinggiran Yatsrib dan terletak sekitar tiga kilometer di selatan.
Rasulullah sendiri yang mendesain masjid itu.
Bahkan beliau ikut bekerja, tidak segan-segan mengangkat bahan material
bangunan, sehingga tampak letih yang teramat sangat pada wajahnya yang mulia.
Nabi Muhammad SAW menunjukkan suri teladan yang begitu mulia, yang tak hanya
pandai menyuruh.
Rasulullah SAW juga orang pertama yang meletakkan
batu di mihrab masjid tersebut menghadap ke Baitul Maqdis di Palestina, kiblat
pertama umat Islam, kemudian disusul berturut-turut oleh Abu Bakar Assidiq,
Umar bin Khaththab, dan Utsman bin Affan. Siapakah yang menduga, ternyata proses
peletakan batu kiblat ini kemudian paralel dengan sejarah pengangkatan
Khulafaur Rasyidin.
Setelah rampung, di masjid inilah untuk kali
pertama shalat berjama’ah dilaksanakan. Meskipun sangat sederhana, Masjid Quba kala itu
dijadikan sebagai masjid percontohan masjid-masjid yang didirikan kemudian
hari. Bangunan bersahaja itu memenuhi syarat-syarat standar pendirian masjid.
Terdapat suatu ruang persegi empat untuk shalat dan sebuah serambi. Ruangan itu
bertiang pohon kurma dan beratap datar dari pelepah daun kurma bercampurkan
tanah liat, yang melindungi jama’ah dari buruknya cuaca.
Di tengah-tengah masjid terdapat ruang terbuka
yang biasa disebut sahn. Dan di sahn itulah ada sebuah sumur tempat mengambil
air wudhu. Kebersihan area masjid itu begitu terjaga dan cahaya matahari serta
udara dapat masuk.
Ketika peralihan arah kiblat umat Islam menghadap
ke Masjidil Haram, masjid itu tentu mengalami rekonstruksi. Arah kiblat, yang
semula menghadap ke Baitul Maqdis di Palestina, diputar balik menghadap ke arah
Baitullah di Makkah.
Pada masa pemerintahan Utsman bin Affan, masjid
itu, yang kerap dikunjungi oleh Baginda Rasulullah SAW tiap hari Sabtu bila
beliau bertugas di luar Madinah, diperbaiki karena rusak berat.
Kini, masjid yang terletak sekitar lima kilometer
di sebelah tenggara kota Madinah ini telah mengalami perbaikan dan perluasan
berkali-kali. Bangunan fisiknya mengalami banyak perkembangan.
Salah satunya, keempat menara setinggi 47 meter yang mengelilingi masjid
berwarna putih bersih. Khalifah Umar bin Abdul Aziz adalah orang pertama yang
membangun menara pada masjid ini.
Rekonstruksi kembali terjadi pada masa Sultan
Al-Asyraf Saif Al-Din Qait-Bey dari Dinasti Mamluk. Masjid tersebut dilengkapi
dengan sebuah mimbar baru dari pualam. Mimbar itu kemudian diganti dengan
mimbar yang terkenal dengan sebutan “Mimbar Masjid Raya”.
Kemudian pada masa kepemimpinan Raja Fahd ibn
Abdul Aziz tahun 1986, Masjid Quba kembali direnovasi dan diperluas, menelan
biaya 90 juta riyal (Rp.90.000.000.000,-). Hingga saat ini, inilah
renovasi terbesar masjid tersebut, tapi tetap mempertahankan bentuk arsitektur
tradisionalnya.
Selain keistimewaan-keistimewaan bangunan fisik
tersebut, Masjid Quba juga memiliki keistimewaan spiritual khusus dari Allah
SWT. Yakni, masjid ini disebut Masjid Taqwa, seperti termaktub dalam Al-Quran
surah At-Tawbah ayat 108, yang artinya “Janganlah kamu shalat dalam masjid itu
selama-lamanya. Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar taqwa (Masjid
Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya. Di
dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah SWT menyukai
orang-orang yang bersih.”
Menurut ulama tafsir, umat Islam tidak
diperkenankan bersikap egois dalam meraih kemulian. Shalat berlama-lama, bahkan
hingga tinggal di dalam masjid tersebut, sementara yang lainnya tidak bisa
memasukinya, sangat dibenci Allah SWT. Masjid itu dibangaun berdasarkan ketaqwaan kepada
Allah, maka sejatinya umat Islam pun bisa beribadah di dalamnya dengan penuh
taqwa kepada-Nya. Semoga
Sumber: Majalah Al Kisah
Posting Komentar