Sesungguhnya keluarganya Nabi SAW, mendapatkan kedudukan
yang tinggi dan kemuliaan dari Allah SWT karena dia bernisbah kepada Nabi
Muhammad SAW. Dan begitu pula kemuliaan para Sahabat menjadi orang yang mulia
karena mereka bersandar kepada Nabi Muhammad SAW.
Maka dari Muhammad SAW dalam hadistnya, Beliau bersabda “Seseorang sesuai
dengan siapa teman duduknya.” Maka mereka para Sahabat Nabi dan para keluarga
Nabi, mereka orang-orang yang duduk bersama Nabi Muhammad SAW.
Setelah kita bayangkan apabila seseorang melihat wajahnya seorang wali min
auliya illah (Kekasih/Wali Allah), itu bisa diangkat oleh Allah SWT yang
tadinya orang yang celaka- orang yang sial menjadi orang yang sa’adah, orang
yang abadi yaitu orang yang betul-betul mendapat kebahagiaan yang abadi di sisi
Allah SWT. Itu terjadi apabila menatap matanya wajah dari orang wali min auliya
illah, bayangkan bagaimana menurut kalian bagi seseorang yang pernah menatap
wajahnya Nabi Muhammad SAW.
Mereka para sahabat Nabi Muhammad SAW, mereka bukan hanya melihat Nabi, mereka
duduk bersama Nabi Muhammad SAW, mereka berjuang bersama Nabi Muhammad SAW,
mereka makan dan minum bersama Nabi Muhammad SAW. Allah SWT mengagungkan dan
memuliakan mereka para sahabat dan keluarganya Nabi Muhammad SAW.
Dan mereka hidup bersama Nabi Muhammad SAW, dengan akhlak yang mulia pekerti
yang sangat agung yang tidak pernah disaksikan oleh orang-orang yang sezaman
sesudah beliau.
Nabi Muhammad SAW pernah keluar dari rumahnya ada ditangannya hanya 8 dirham
saja. Yang mana 8 dirham itu dibutuhkan oleh Nabi Muhammad SAW untuk membeli
gamish(pakaian) di dalam pasar. Tatkala di dalam perjalanan Nabi yang mulia
seorang hamba sahaya yang kecil, yang menjadi budak dilihat oleh Baginda
Rasulullah SAW. Maka Nabi melihat seorang budak wanita yang kecil ini dan
bertanya kepada anak kecil tersebut, “Apa yang menyebabkan engkau menangis,
wahai anak? ” .
“ Saya telah diutus telah disuruh dan diperintahkan oleh
majikanku untuk membelikan hajat dari pasar dan 4 dirham itu telah aku
hilangkan.” Maka Rasulullah SAW mengeluarkan daripada 4 dirham dari kantongnya
kepada anak budak sahaya ini maka Rasulullah mengatakan, “Ambillah 4 dirham
ini, belikan hajat majikanmu dan pulanglah engkau ke majikanmu.”
Maka berjalanlah Rasulullah SAW dan memberi 2 dirham untuk membeli gamish. Dan
kemudian Rasulullah sedang berjalan-jalan tiba-tiba mendapatkan seorang tukang
minta-minta dan sisa dari uang 2 dirham itu diberikan Baginda Nabi SAW kepada
orang minta-minta.
Dan Rasulullah SAW kembali ke jalan yang semula Rasulullah mendapatkan anak
perempuan itu sedang menangis juga. Maka Rasulullah menanyakan kepadanya, “Apa
sebabnya Mengapa kau tidak kembali ke majikanmu?” Anak itu menjawab, “Aku telah
membelikan hajat majikanku akan tetapi aku sudah terlambat, bagaimana aku pulang
untuk menghadapi majikanku?”
“Janganlah engkau menangis” kata Nabi Muhammad SAW. “Aku akan pergi mengantar
kepada majikanmu dan aku akan membantumu menolongmu supaya engkau tidak
dimarahi oleh majikanmu” kata Nabi Muhammad SAW.
Yang menjadi majikan anak itu adalah beberapa orang wanita yang rumahnya di
ujung daripada kota Madinah Munawarah. Dan pergilah Baginda Nabi bersama anak
perempuan ini untuk pergi menghadap majikannya dan menunjukkan jalannya kepada
Baginda Nabi.
Maka para wanita yang ada di dalam rumah, para majikan itu melihat, “Siapa yang
telah membawa Nabi Muhammad SAW akan datang kepada rumah kita?” Maka dilihat
rumah siapa yang akan didatangi oleh Nabi Muhammad SAW, para wanita majikan itu
berkata, “Oh yang dituju adalah rumah kami.”
Dan Nabi Muhammad SAW berdiri di depan pintu, akan tetapi tidak menghadap ke
pintu itu membelakangi pintu. Mengapa adabnya begitu karena ketika dibukakan
pintu maka Nabi Muhammad SAW tidak melihat apa yang ada di dalam rumah itu.
Maka dari itu Nabi Muhammad SAW menghadap belakang. Dan Nabi Muhammad SAW
mengucapkan salam kepada mereka yang tinggal di rumah itu.
Dan mereka tahu
bahwasanya Nabi Muhammad SAW sudah mengucapkan salam 3 kali. Maka tatkala Nabi
Muhammad SAW mengucapkan salam pertama kalinya, mereka para wanita yang tinggal
di rumah itu (para majikan itu) maka mereka tidak menjawab salam dengan suara
yang keras, mereka menjawab, “ Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh , Ya
Rasulullah” tapi dengan suara yang pelan sehingga tidak terdengar oleh Nabi
Muhammad SAW.
Ceramah Habib Umar bin Hafidz di Masjid an-Nur, Empang,
Bogor Kamis Ashar, 7 Januari 2010

Posting Komentar