ﻭﻣﻦ ﺁﺩﺍﺏ ﻗﺎﺿﻲ ﺍﻟﺤﺎﺟﺔ ﺃﻥ ﻳﻘﺪﻡ ﻳﺴﺮﺍﻩ ﻓﻲ ﺩﺧﻮﻝ ﻣﺤﻞ ﻗﻀﺎﺀ ﺍﻟﺤﺎﺟﺔ ﻭﻳﻤﻨﺎﻩ
ﻓﻲ ﺍﻟﺨﺮﻭﺝ ﻣﻨﻪ ﻭﻟﻮ ﺑﻮﺿﻊ ﺇﺑﺮﻳﻖ ﻣﺜﻼ ﻭﺃﻥ ﻳﻌﺘﻤﺪ ﻳﺴﺎﺭﻩ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﻠﻮﺱ ﻟﻘﻀﺎﺀ ﺍﻟﺤﺎﺟﺔ ﻭﺃﻥ ﻳﺒﻌﺪ
ﻋﻦ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺑﺤﻴﺚ ﻻ ﻳﺴﻤﻊ ﻟﻠﺨﺎﺭﺝ ﻣﻨﻪ ﺻﻮﺕ ﻭﻻ ﻳﺸﻢ ﻟﻪ ﺭﻳﺢ ﻭﻻ ﻳﺒﻮﻝ ﻓﻲ ﻣﺎﺀ ﺭﺍﻛﺪ ﻭﻻ ﻓﻲ ﻣﻬﺐ
ﺭﻳﺢ ﻭﻻ ﻓﻲ ﻃﺮﻳﻖ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻭﻻ ﻓﻲ ﻣﻮﺍﺿﻊ ﺟﻠﻮﺳﻬﻢ ﻭﻻ ﺗﺤﺖ ﺍﻟﺸﺠﺮﺓ ﺍﻟﻤﺜﻤﺮﺓ ﻭﻻ ﻓﻲ ﺍﻟﺜﻘﺐ ﻭﻻ ﻓﻲ
ﻣﻜﺎﻥ ﺻﻠﺐ ﻭﺃﻥ ﻻ ﻳﻜﻮﻥ ﻗﺎﺋﻤﺎ ﻭﺃﻥ ﻻ ﻳﻨﻈﺮ ﺇﻟﻰ ﻓﺮﺟﻪ ﻭﻻ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺨﺎﺭﺝ ﻣﻨﻪ ﻭﻻ ﻳﻌﺒﺚ ﺑﻴﺪﻩ ﻭﻻ
ﻳﻠﺘﻔﺖ ﻳﻤﻴﻨﺎ ﻭﻻ ﺷﻤﺎﻻ ﻭﻻ ﻳﺴﺘﻘﺒﻞ ﺍﻟﺸﻤﺲ ﻭﻻ ﺍﻟﻘﻤﺮ ﻭﻻ ﺻﺨﺮﺓ ﺑﻴﺖ ﺍﻟﻤﻘﺪﺱ ﻭﻻ ﻳﺪﺧﻞ ﺍﻟﺨﻼﺀ ﺣﺎﻓﻴﺎ
ﻭﻻ ﻣﻜﺸﻮﻑ ﺍﻟﺮﺃﺱ ﻭﻻ ﻳﺘﻜﻠﻢ ﻭﻻ ﻳﺴﺘﻨﺠﻲ ﺑﺎﻟﻤﺎﺀ ﻓﻲ ﻣﺤﻞ ﻗﻀﺎﺀ ﺍﻟﺤﺎﺟﺔ ﺑﻞ ﻳﻨﺘﻘﻞ ﻣﻨﻪ ﺇﻻ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻜﺎﻥ
ﺍﻟﻤﻌﺪ ﻟﻘﻀﺎﺀ ﺍﻟﺤﺎﺟﺔ ﻓﻼ ﻳﻨﺘﻘﻞ ﻣﻨﻪ ﻭﻳﺴﺘﺒﺮﻯﺀ ﻣﻦ ﺍﻟﺒﻮﻝ ﺑﺤﺴﺐ ﻋﺎﺩﺗﻪ ﻓﺈﻥ ﻋﺎﺩﺓ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ ﺗﺨﺘﻠﻒ
ﻭﺇﺫﺍ ﺻﺎﺭﺕ ﻋﺎﺩﺓ ﺍﻟﺸﺨﺺ ﺃﻧﻪ ﻻ ﻳﻨﻘﻄﻊ ﺑﻮﻟﻪ ﺇﻻ ﺑﺎﻻﺳﺘﺒﺮﺍﺀ ﻭﺟﺐ ﺫﻟﻚ ﻓﻲ ﺣﻘﻪ ﻭﻳﻘﻮﻝ ﻛﻞ ﻣﻦ ﺩﺧﻞ
ﺍﻟﺨﻼﺀ ( ﺑﺎﺳﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺇﻧﻰ ﺃﻋﻮﺫ ﺑﻚ ﻣﻦ ﺍﻟﺨﺒﺚ ﻭﺍﻟﺨﺒﺎﺋﺚ ) ﻭﺇﺫﺍ ﺧﺮﺝ ﻗﺎﺿﻲ ﺍﻟﺤﺎﺟﺔ ﻳﻘﻮﻝ
( ﻏﻔﺮﺍﻧﻚ ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﺍﻟﺬﻱ ﺃﺫﻫﺐ ﻋﻨﻲ ﺍﻷﺫﻯ ﻭﻋﺎﻓﺎﻧﻲ ) ﻭﻳﺠﺐ ﺍﻻﺳﺘﺘﺎﺭ ﻋﻦ ﻋﻴﻦ ﻣﻦ ﻳﺤﺮﻡ ﻧﻈﺮﻩ
ﻭﻳﺠﺐ ﺗﺮﻙ ﺍﺳﺘﻘﺒﺎﻝ ﺍﻟﻘﺒﻠﺔ ﻭﺍﺳﺘﺪﺑﺎﺭﻫﺎ ﺣﺎﻝ ﻗﻀﺎﺀ ﺍﻟﺤﺎﺟﺔ ﻓﻲ ﻏﻴﺮ ﺍﻟﻤﻌﺪ ﻟﺬﻟﻚ ﻭﻳﻜﺮﻩ ﺃﻥ ﻳﺒﻮﻝ
ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﺍﻟﺠﺎﺭﻱ ﻟﻴﻼ ﻭﻓﻲ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﺍﻟﺮﺍﻛﺪ ﻣﻄﻠﻘﺎ ﻭﻣﺤﻞ ﺍﻟﻜﺮﺍﻫﺔ ﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﻣﺒﺎﺣﺎ ﺃﻭ ﻣﻤﻠﻮﻛﺎ
ﻟﻪ ﻓﺈﻥ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﻣﺴﺒﻼ ﺃﻭ ﻣﻤﻠﻮﻛﺎ ﻟﻐﻴﺮﻩ ﺣﺮﻡ ﺍﻟﺒﻮﻝ ﻓﻴﻪ ﺇﻻ ﺑﺈﺫﻥ ﺍﻟﻤﺎﻟﻚ ﻭﺃﻥ ﻳﺒﻮﻝ ﻓﻲ ﻣﺤﻞ
ﺍﻏﺘﺴﺎﻟﻪ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﻘﻊ ﻓﻲ ﺍﻟﻮﺳﻮﺍﺱ ﻭﻳﺤﺮﻡ ﻗﻀﺎﺀ ﺍﻟﺤﺎﺟﺔ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻘﺒﺮ ﻭﻓﻲ ﺍﻟﻤﺴﺠﺪ ﻭﻟﻮ ﻓﻲ ﺇﻧﺎﺀ ﺗﻨﺒﻴﻪ
ﻟﻮ ﻛﺎﻥ ﻣﺴﺘﻨﺠﻴﺎ ﺑﺎﻷﺣﺠﺎﺭ ﺣﺮﻡ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺠﻤﺎﻉ ﻗﺒﻞ ﻏﺴﻞ ﺍﻟﺬﻛﺮ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﺠﺪ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﻧﻌﻢ ﺇﻥ ﺧﺎﻑ
ﺍﻟﺰﻧﺎ ﻛﺎﻥ ﻋﺬﺭﺍ ﻭﻟﻮ ﻛﺎﻥ ﻓﺮﺝ ﺍﻟﻤﺮﺃﺓ ﻣﺘﻨﺠﺴﺎ ﺃﻭ ﻛﺎﻧﺖ ﻣﺴﺘﻨﺠﻴﺔ ﺑﺎﻷﺣﺠﺎﺭ ﺣﺮﻡ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﺗﻤﻜﻴﻦ
ﺍﻟﺤﻠﻴﻞ ﻗﺒﻞ ﺗﻄﻬﻴﺮﻩ ﻭﻻ ﺗﻌﺪ ﺑﻌﺪﻡ ﺍﻟﺘﻤﻜﻴﻦ ﻧﺎﺷﺰﺓ
Mendahulukan kaki kiri saat memasuki kamar kecil dan kaki
kanan saat keluar
Menjadikan kaki kiri sebagai penyangga utama saat duduk dalam
membuang hajat
Menjauhkan diri dari orang lain sekira tiada mendengar dan
mencium aroma kotoran yang ia keluarkan
Janganlah kencing di air tenang
Janganlah kencing searah dengan bertiupnya angin
Janganlah kencing dijalanan yang biasa dilalui manusia
Janganlah kencing ditempat yang biasa dijadikan tempat orang
Janganlah kencing dibawah pohon yang sedang berbuah
Janganlah kencing dilobang tanah
Janganlah kencing ditempat/tanah yang keras
Janganlah kencing
dengan berdiri
Janganlah melihat
kemaluan saat membuang kotoran
Janganlah melihat
kotoran yang ia keluarkan
Janganlah
mempermainkan tangannya
Janganlah menoleh
kekanan dan kekiri
Janganlah menghadap
matahari atau rembulan ataupun searah Baitul Maqdis
Janganlah memasuki
kamar kecil dengan tanpa alas kaki
Janganlah memasuki
kamar kecil tanpa penutup kepala
Janganlah berbicara
Janganlah cebok
dengan air yang ada ditempat ia buang kotoran tetapi pindahlah ke tempat
lainnya kecuali ditempat yang memang disediakan khusus untuk membuang kotoran
maka tidak perlu ia pindah tempat
Tuntaskan sedapat
mungkin air seni yang hendak ia keluarkan dengan cara yang biasa ia lakukan
Saat memasuki kamar kecil bacalah “Bismillaahi Allaahumma Inni A’uudzuubika Minal Khubutsi Wal
Khobaa-Itsi”
Saat keluar dari kamar kecil bacalah doa “Ghufroonak,
Alhamdulillaahil Ladzii Adzhaba ‘Annil Adzaa Wa ‘Aafaanii”
Wajib membuat penutup diri agar tidak terlihat oleh
pandangan orang lain
Wajib untuk tidak menghadap kiblat atau membelakanginya saat
membuang hajat kecuali ia berada di tempat yang memang disediakan khusus untuk
membuang kotoran.
Diambil dari Nihaayah az-Zain I/17-18 oleh Ust. Masaji Antoro (PISS-KTB)
Posting Komentar