Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Talqin Mayit Dalam Pandangan Ibnul Qayyim Al Jauziyah (2)

Talqin Mayit Dalam Pandangan Ibnul Qayyim Al Jauziyah (2)

ﻭﻗﺪ ﺭﻭﻯ ﺃﺑﻮ ﺩﺍﻭﺩ ﻓﻲ ﺳﻨﻨﻪ ﺑﺈﺳﻨﺎﺩ ﻻ ﺑﺄﺱ ﺑﻪ ﺃﻥ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺁﻟﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺣﻀﺮ ﺟﻨﺎﺯﺓ ﺭﺟﻞ ﻓﻠﻤﺎ ﺩﻓﻦ ﻗﺎﻝ ﺳﻠﻮﺍ ﻷﺧﻴﻜﻢ ﺍﻟﺘﺜﻴﺐ ﻓﺈﻧﻪ ﺍﻵﻥ ﻳﺴﺄﻝ ﻓﺄﺧﺒﺮ ﺃﻧﻪ ﻳﺴﺄﻝ ﺣﻴﻨﺌﺬ ﻭﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﻳﺴﺄﻝ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﺴﻤﻊ ﺍﻟﺘﻠﻘﻴﻦ


Abu Dawud telah benar-benar meriwayatkan dalam Sunan-nya dengan sanad yang hasan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menghadiri jenazah seorang laki-laki. Maka ketika ia dimakamkan, baginda bersabda: “Memohonlah kalian bagi saudara kalian keteguhan, karena ia sekarang sedang ditanyakan.” Baginda mengabarkan bahwa orang laki-laki itu ditanyakan ketika itu. Apabila ia ditanyakan, maka ia berarti mendengar bacaan talqin.


ﻭﻗﺪ ﺻﺢ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺁﻟﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃﻥ ﺍﻟﻤﻴﺖ ﻳﺴﻤﻊ ﻗﺮﻉ ﻧﻌﺎﻟﻬﻢ ﺇﺫﺍ ﻭﻟﻮﺍ ﻣﻨﺼﺮﻓﻴﻦ


Telah benar-benarshahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa orang yang meninggal dunia itu mendengar suara sandal orang-orang yang mengantarkan jenazahnya ketika berpaling untuk pulang dari kuburan.


ﻭﺫﻛﺮ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺤﻖ ﻋﻦ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﺼﺎﻟﺤﻴﻦ ﻗﺎﻝ ﻣﺎﺕ ﺃﺥ ﻟﻰ ﻓﺮﺃﻳﺘﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﻨﻮﻡ ﻓﻘﻠﺖ ﻳﺎ ﺃﺧﻲ ﻣﺎ ﻛﺎﻥ ﺣﺎﻟﻚ ﺣﻴﻦ ﻭﺿﻌﺖ ﻓﻲ ﻗﺒﺮﻙ ﻗﺎﻝ ﺃﺗﺎﻧﻲ ﺁﺕ ﺑﺸﻬﺎﺏ ﻣﻦ ﻧﺎﺭ ﻓﻠﻮﻻ ﺃﻥ ﺩﺍﻋﻴﺎ ﺩﻋﺎ ﻟﻲ ﻟﻬﻠﻜﺖ


Imam Abdul Haqq menyebutkan kisah dari sebagian orang shaleh yang berkata: “Aku punya saudara yang meninggal. Lalu bermimpi bertemu dengannya. Aku bertanya: “Wahai saudaraku, bagaimana keadanmu ketika diletakkan di dalam kuburan?” Ia menjawab: “Seseorang datang kepadaku dengan membawa obor dari api. Seandainya bukan karena seseorang yang mendoakan aku, aku pasti binasa.”


ﻭﻗﺎﻝ ﺷﺒﻴﺐ ﺑﻦ ﺷﻴﺒﺔ ﺃﻭﺻﺘﻨﻲ ﺃﻣﻰ ﻋﻨﺪ ﻣﻮﺗﻬﺎ ﻓﻘﺎﻟﺖ ﻳﺎ ﺑﻨﻰ ﺇﺫﺍ ﺩﻓﻨﺘﻨﻲ ﻓﻘﻢ ﻋﻨﺪ ﻗﺒﺮﻯ ﻭﻗﻞ ﻳﺎ ﺃﻡ ﺷﺒﻴﺐ ﻗﻮﻟﻰ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻠﻤﺎ ﺩﻓﻨﺘﻬﺎ ﻗﻤﺖ ﻋﻨﺪ ﻗﺒﺮﻫﺎ ﻓﻘﻠﺖ ﻳﺎ ﺃﻡ ﺷﺒﻴﺐ ﻗﻮﻟﻰ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﺛﻢ ﺍﻧﺼﺮﻓﺖ ﻓﻠﻤﺎ ﻛﺎﻥ ﻣﻦ ﺍﻟﻠﻴﻞ ﺭﺃﻳﺘﻬﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﻨﻮﻡ ﻓﻘﺎﻟﺖ ﻳﺎ ﺑﻨﻰ ﻛﺪﺕ ﺃﻫﻠﻚ ﻟﻮﻻ ﺃﻥ ﺗﺪﺍﺭﻛﻨﻲ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻘﺪ ﺣﻔﻈﺖ ﻭﺻﻴﺘﻰ ﻳﺎ ﺑﻨﻰ


Syabib bin Syaibah (ulama salaf) berkata: “Ibuku berwasiat kepadaku ketika akan meninggal. Ia berkata: “Wahai anakku, apabila kamu telah menguburku, maka berdirilah di samping makamku dan katakanlah: “Wahai Ibu Syabib, katakanlah tiada Tuhan selain Allah.” Setelah aku menguburnya, aku berdiri si samping makamnya, lalu aku berkata: “Wahai Ibu Syabib, katakanlah tiada Tuhan selain Allah.” Kemudian aku pergi. Maka ketika malam hari, aku bermimpi berjumpa dengan ibuku. Ia berkata: “Wahai anakku, hampir saja aku binasa, seandainya kamu tidak membantuku dengan kalimat Laa ilaaha illallaah. Sungguh kamu benar-benar menjaga wasiatku wahai anakku.”


ﻭﺫﻛﺮ ﺍﺑﻦ ﺃﺑﻰ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻋﻦ ﺗﻤﺎﺿﺮ ﺑﻨﺖ ﺳﻬﻞ ﺍﻣﺮﺃﺓ ﺃﻳﻮﺏ ﺑﻦ ﻋﻴﻴﻨﺔ ﻗﺎﻟﺖ ﺭﺃﻳﺖ ﺳﻔﻴﺎﻥ ﺑﻦ ﻋﻴﻴﻨﺔ ﻓﻲ ﺍﻟﻨﻮﻡ ﻓﻘﺎﻝ ﺟﺰﻯ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﺧﻰ ﺃﻳﻮﺏ ﻋﻨﻰ ﺧﻴﺮﺍ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﺰﻭﺭﻧﻲ ﻛﺜﻴﺮﺍ ﻭﻗﺪ ﻛﺎﻥ ﻋﻨﺪﻯ ﺍﻟﻴﻮﻡ ﻓﻘﺎﻝ ﺃﻳﻮﺏ ﻧﻌﻢ ﺣﻀﺮﺕ ﺍﻟﺠﺒﺎﻥ ﺍﻟﻴﻮﻡ ﻓﺬﻫﺒﺖ ﺇﻟﻰ ﻗﺒﺮﻩ


Ibnu Abi al-Dunya menyebutkan riwayat dari Tamadhur binti Sahal, istri Ayyub bin Uyainah. Ia berkata: “Aku bermimpi berjumpa Sufyan bin Uyainah. Ia berkata: “Semoga Allah membalas kebaikan saudaraku Ayyub dengan kebaikan. Ia banyak mengunjungiku. Hari ini ia benar-benar di sampingku.” Ayyub berkata: “Iya, hari ini aku menghadiri makam, lalu aku mengunjungi kuburannya.” (Kitab al-Ruh, hlm 16).


Kesimpulan dari paparan Syaikh Ibnu Qayyim al-Jauziyah:


1. Orang yang meninggal dunia, sebenarnya masih hidup dan mengetahui aktivitas orang-orang yang ada di sekitar makamnya.


2. Ia mendengar suara sandal orang-orang yang mengantar jenazahnya ke pemakaman,


3. Ia mendengar pembacaan talqin.


4. Talqin sangat penting bagi mereka untuk menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir secara tepat.


5. Talqin telah diamalkan oleh seluruh umat Islam sejak masa salaf di seluruh negeri dan seluruh masa.


6. Hadits tentang talqin statusnya adalah dha’if, tetapi meskipun dha’if, Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah menganjurkan talqin, berdasarkan tradisi umat Islam yang telah mengamalkannya dari generasi ke generasi. Hal ini berarti, pengamalan umat Islam terhadap suatu kebaikan dari generasi ke generasi menguatkan status hadits dha’if.


7. Faedah talqin banyak diceritakan oleh para ulama salafdalam kitab-kitab hadits, dan diberitahukan oleh Allah melalui mimpi-mimpi orang-orang shaleh. Jangan sampai dikatakan, bahwa yang datang dalam mimpi itu adalah syetan. Karena mereka yang bermimpi adalah orang-orang shaleh dari generasi salaf yang memang dianggap sebagai sebaik-baik generasi berdasarkan hadits shahih. Kecuali kalau Anda yang anti talqin sudah lebih berilmu dan lebih hebat daripada Syaikh Ibnu Qayyim al-Jauziyyah.


KH. Muhammad Idrus Ramli
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger