Dianjurkan memakai baju putih, wewangian, dan mandi. Berangkat lebih awal
juga dianjurkan. Nabi SAW bersabda,
“Barang siapa berangkat Jum’at di waktu
awal, seolah-olah ia berqurban seekor unta yang gemuk. Barang siapa berangkat
pada waktu kedua, seolah-olah ia berqurban satu ekor sapi. Barang siapa
berangkat pada waktu ketiga, seolah-olah ia berqurban seekor domba yang sudah
bertanduk. Barang siapa berangkat pada waktu keempat, seolah-olah ia berqurban
seekor ayam. Dan, barang siapa berangkat pada waktu kelima, seolah-olah ia
berqurban dengan sebutir telur. Jika imam telah menuju mimbar, lembaran-lembaran
catatan ditutup, pena-pena dicabut, dan para malaikat berkumpul di sekitar
mimbar untuk mendengarkan khutbah. Barang siapa datang setelah itu, ia datang
hanya untuk kewajiban shalat dan tidak mendapatkan keutamaan sama sekali.”
Perincian waktunya yaitu,
pertama, (mulai fajar) sampai matahari terbit;
kedua, sampai matahari mulai naik;
ketiga, sampai matahari semakin naik;
keempat
dan kelima, setelah waktu dhuha sampai matahari tergelincir.
Dan hendaknya tidak melangkahi pundak orang-orang, tidak lewat di hadapan
mereka, duduk di tempat yang tidak dilewati orang, dan mencari shaf terdepan.
Apabila telah selesai shalat, hendaknya memperbanyak dzikir kepada Allah SWT
dan mencari dengan sebaik-baiknya saat mustajabah yang ada di hari Jum’at
(Kapan saat itu memang tidak dijelaskan, gunanya untuk memotivasi agar kita
terus berdoa di hari Jum’at).
Juga memperbanyak bacaan shalawat kepada Rasulullah SAW. Beliau bersabda,
“Perbanyaklah membaca shalawat kepadaku di malam dan siang yang cemerlang.”
Maksudnya, pada siang dan malam Jum’at. Dan dianjurkan bersedekah, khususnya
pada hari itu.
Apabila memasuki masjid, dianjurkan agar tidak duduk sebelum mendirikan
shalat empat rakaat dengan membaca dua ratus kali surah Al-Ikhlash.
Apabila mampu menjadikan hari Jum’at hanya untuk kegiatan akhirat, jangan
membuat kesibukan duniawi sama sekali di hari itu. Barang siapa mampu melakukan
hal tersebut, niscaya itu menjadi penghapus dosa-dosa dari Jum’at ke Jum’at.
Diriwayatkan bahwa orang yang mengadakan perjalanan di malam Jum’at, dua
malaikat yang mendampinginya mendoakan keburukan untuknya. Dan haram
hukumnya bepergian setelah terbit fajar (hari Jum’at), kecuali apabila
khawatir tertinggal rombongan.
Kitab Al-Mursyid Al-Amin Karya Al-Ghazali (Diasuh oleh: K.H. Saifuddin Amsir)
Posting Komentar