Sumur zam-zam terletak sekitar 11 meter dari Ka’bah. Diperkirakan air sumur
ini setiap hari dipompa sekitar 11 sampai 18,5 liter per detik. Dari mata air
ini terdapat celah ke arah Hajar Aswad dengan panjang 70 cm dan tinggi 30 cm,
di samping celah lainnya yang menghasilkan air.Menurut catatan, dahulu ada
bangunan 8,3 m x 10,7 m. Antara 1381 - 1388 H, bangunan tersebut dibongkar guna
memperluas tempat thawaf. Sedangkan tempat minum air zam-zam dipindahkan ke
ruang bawah tanah, di bawah tempat thawaf, dengan 23 anak tangga yang
dilengkapi pendingin ruangan.
Para ulama meyakini bahwa kehadiran sumur zam-zam tak bisa dipisahkan dari
rangkaian sejarah Nabi Ibrahim, peletak dasar bidang ketauhidan bagi umat
manusia di bumi. Itu bermula ketika Ibrahim meninggalkan isterinya, Hajar, dan
anaknya, Ismail, di sisi Ka’bah.
Setelah beberapa lama ditinggalkan berdua saja, Hajar mulai kehabisan
makanan dan minuman. Dalam suasana panik, Hajar lalu naik ke bukit Shafa dengan
harapan ada seseorang yang dapat memberi pertolongan. Namun, tak seorang pun nampak dilihatnya. Hajar lantas lari ke bukit Marwah dengan
harapan serupa. Tapi, tak juga terlihar orang.
Ia kemudian berlari-lari antara Shafa dan Marwah. Barulah pada putaran
ketujuh ia mendengar bunyi, yang ternyata berasal dari kepakan sayap malaikat.
Muncullah mata air. Lalu, dari situlah Hajar minum dan kembali dapat menyusui
Ismail.
Ketika datang kabilah dari Yaman, disebut kaum Jurhum, kesucian Ka’bah
tercemar, mata air zam-zam mengering. Beberapa abad lamanya air sumur zam-zam
menghilang. Baru pada masa Abdul Muthalib, kakek Nabi Muhammmad SAW, sumur digali
kembali. Penggalian itu didasarkan pada mimpi. Kesungguhan dan kesabaran Abdul
Mutholilah dan para pembantunya, akhirnya sumur air zam-zam berair kembali.
Seterusnya pemerintahan di Arab Saudi menaruh perhatian besar terhadap sumur
tersebut.
Dahulu air zam-zam diambil menggunakan gayung. Sekitar tahun 1373 H/1953,
digunakan pompa yang kemudian dialirkan ke kran-kran yang ada di sekitar
Masjidil Haram.
Karena keutamaannya, air zam-zam tetap diburu. Air zam-zam diyakni oleh umat
Islam berasal dari Surga, cermin dari doa Nabi Ibrahim dikabulkan Allah. Karena
air itu pula air zam-zam menjadi penentu hidup dan berkembangnya kota Makkah,
bukti nyata pemberian Allah dan membawa manfaat besar bagi Masjidil Haram.
Umat Islam percaya, zam-zam adalah sebaik-baiknya air di permukaan bumi, air
yang digunakan Malaikat Jibril untuk mensucikan hati Rasulullah. Dan Nabi
Muhammmad SAW pun memberkati dengan air ludah beliau yang kemudian berfungsi
sebagai makanan, sekaligus obat segala macam penyakit. Masih banyak lainnya dari keutamaan minum air zam-zam. Apa lagi diminum
dengan adab yang benar.
Karena begitu besarnya keinginan peziarah haji untuk mendapatkan air itu,
banyak dari mereka bersedia membelinya dari para pengumpul. Akhirnya, hal itu
menjadi peluang bagi sejumlah orang untuk mencari keuntungan.
M. Syafi’i
Posting Komentar