Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Syarat-Syarat Batin Amaliah Hati (Kehadiran Hati Saat Sholat)

Syarat-Syarat Batin Amaliah Hati (Kehadiran Hati Saat Sholat)

Dalam shalat, gerakan-gerakan maupun ucapan-ucapan yang dilakukan, baik yang fardhu maupun yang sunnah, dapat kita lihat dan kita dengar. Meskipun demikian, sha­lat se­sungguhnya bukan hanya ama­liah ang­gota-anggota tubuh yang tam­pak, melainkan juga melibatkan amaliah hati. Bahkan, amaliah hati ini sangat menentukan kualitas shalat yang kita lakukan. Karena itu, masalah tersebut ha­rus pula kita pahami dengan baik. Berikut ini penjelasan pengarang tentang persoalan yang penting ini yang mungkin jarang kita perhatikan.

Imam Al Ghazali mengatakan, Di antara syarat-syarat tersebut adalah khusyu‘. Allah SWT berfirman yang artinya, “Laksanakanlah shalat untuk mengingat Aku.” (QS Tha-Ha: 14). Di samping itu Nabi SAW juga bersabda, “Berapa banyak orang yang mendirikan shalat namun bagian yang diperolehnya dari shalat hanyalah rasa letih dan kepayahan.”

Khusyu‘ itu berdekatan dengan khudhu‘, hanya saja khudhu‘ itu pada badan dan merupakan pengakuan ke­rendahan, yakni di hadapan Allah. Se­dangkan khusyu‘ itu pada badan, suara, dan pandangan. Di dalam hadits dari Qatadah dikatakan, ”Khusyu‘ itu di dalam hati dan menetapi pandangan dalam shalat.” Artinya, menetapinya (memfo­kus­kannya) ke tempat sujud.

Ketahuilah bahwa sesungguhnya shalat itu adalah semata-mata dzikir, bacaan Al-Qur’an, munajat, dan dialog, dan hal tersebut tidak dapat terwujud kecuali dengan hadirnya hati. Sementara itu, kesempurnaan khusyu’ dapat diper­oleh dengan jalan memahami, meng­agungkan, menghadirkan rasa takut, pengharapan, dan rasa malu. Kesim­pul­annya, setiap kali bertambah ilmu se­seorang tentang Allah SWT, bertambah pula rasa takutnya dan didapatlah ke­hadiran hati.

Yang dimaksud dengan kehadiran hati adalah mengosongkan hati dari selain yang sedang dihadapi dan sedang diajak bicara, dan pikirannya tidak me­ngembara kepada selain perbuatan dan ucapan yang sedang dilakukan. Selama ia berpaling dari selain itu, hatinya tetap mengingat apa yang sedang dilakukan­nya, dan tidak ada kelalaian dari segala sesuatu, berarti kehadiran hati telah di­perolehnya.

Jika engkau mendengar adzan, se­patutnya hatimu menghadirkan (merasa­kan) dahsyatnya seruan di hari Kiamat, dan bersemangatlah dengan lahir dan bathinmu untuk memenuhi panggilan adzan itu dengan segera, karena orang-orang yang bersegera memenuhi pang­gil­an itulah yang dipanggil dengan penuh kelembutan di hari Kiamat.

Jika engkau dapati hatimu penuh ke­gembiraan dan suka cita dan sangat ingin untuk segera melaksanakan, akan demikian pula keadaan engkau kelak ketika dipanggil di hari Kiamat. Oleh karena itu, Nabi SAW bersabda, “Gem­birakanlah kami dengannya, wahai Bilal,” karena yang menggembirakan be­liau adalah ketika berada dalam shalat.



Pengajian Kitab Al-Mursyid Al-Amin Karya Al-Ghazali oleh K.H. Saifuddin Amsir
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger