Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » , » Keadaan Jenazah Ketika Wafat (2)

Keadaan Jenazah Ketika Wafat (2)

Ingatlah suata saat kelak bahwa semua teman kita akan kita tinggalkan, dan di saat itu kita hanya sendiri bersama Allah. Coba kita renungkan jika seandainya dipastikan pada diri kita, kita akan berpindah ke suatu tempat ke suatu hutan belantara yang ada pemiliknya, di situ banyak binatang buasnya dan di situ juga ada istana-istana mewah, apa yang akan kau perbuat ? Surat sudah datang kepadamu pasti kau akan pindah di waktu yang kau tidak tahu, bisa saat ini, bisa besok,atau tahun depan tapi pasti datang, apa yang kita perbuat ? 

Kita akan pindah kesana, di sana itu tidak ada orang yang kita kenal kecuali hutan belantara tapi pemiliknya memberikan istana-istana yang mewah, tempat yang indah dan tempat yang mulia untuk tamu-tamu nya, kalau tidak menjadi tamunya kita di dalam hutan belantara yang penuh binatang buas yang belum tentu ada makanan dan barangkali ada jurang api, barangkali ada perangkap dan lain sebagainya, maka apa yang kita perbuat ? Tentunya kita ingin menjalin hubungan dengan sang pemilik tempat tersebut, agar apa ? Agar kita sampai disana menjadi tamunya yang mulia, (maka) lebih-lebih lagi di alam barzah.

Sebelum kita ingin menjalin hubungan dengan Allah, Allah SWT telah menawarkan jalinan hubungan dengan kita dengan Alqur’an Al Karim, dengan tuntunan para Nabi dan Rasul. Allah SWT pemilik alam barzah dan alam akhirah sudah menginginkan kita mendekat denganNya, ingin kau menjadi tamuNya yang mulia di dunia, tamunya yang mulia di alam kubur, tamunya yang mulia di alam barzah , tamunya yang mulia di alam akhirah nanti, ini sudah ditawarkan kepada kita, cuma kita yang terus menolaknya.

Terimalah tawaran kasih sayang Ilahi ini, ingatlah nanti kita akan pindah ke tempat itu bukan tempat yang jauh bagaikan dua ruangan yang terpisah dengan satu pintu, masing-masing pindah semuanya akan melewati pintu itu pindah kesana, kalau ia orang yang banyak berbuat jahat maka keadaannya seperti orang yang tadi di sebut dalam hadits, ia berkata “sungguh celaka mau di bawa kemana jenazahku itu yang penuh dengan dosa, nanti akan dipertanggung jawabkan oleh Allah SWT”, tapi kalau ia orang yang baik, ia akan berkata “percepatlah aku ke kuburku, aku akan sampai ke tempat kebahagiaan”.

Di sana keputusan tergantung pada Yang Maha Abadi, Allah. Di mana tempat kita, apakah di dalam penjara alam kubur, penjara alam kubur lebih dahsyat dari penjara di dunia, (dan selain itu) ada yang ditidurkan, ada yang diperjumpakan dengan arwah kerabatnya yang sudah wafat juga, ada yang diperjumpakan dengan Rasulullah SAW, mana yang kau pilih, ini pilihan sudah di hadapan kita, A B C D E F mana yang kau pilih?

Beruntung mereka yang memilih ingin bersama ruh Sayyidina Muhammad SAW, maka jawablah dengan perbuatan, jawablah dengan niat, jawablah dengan penyesalan atas dosa-dosa kita, jawablah dengan membenahi diri kita.

Rasul SAW menyampaikan hadits ini, seraya Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani di dalam kitab Fathul Bari Bisyarh Shahih Al Bukhari mensyarahkan makna hadits ini, sebagian Ulama berbeda pendapat, ada yang mengatakan kalau sampai suara itu di dengar oleh manusia maka akan mati, maka itu adalah jeritan jenazah yang pendosa, kalau jenazah yang shalih maka orang yang mendengarnya akan membuatnya tenang, namun pendapat lain di dalam Fathul Bari Al Imam Ibn Hajar menjelaskan pendapat yang kedua adalah bahwa manusia tidak bisa mendengar suara ruh, kalau manusia mendengar suara ruh maka mereka akan kaget dan terguncang ruhnya dan wafat, karena suara ruh jauh lebih tajam daripada suara lisan, karena suara ruh sudah di pendam di bentengi atau di saring oleh getaran pita suara, kalau seandainya suara ruhnya masih terdengar maka akan membuat manusia wafat, namun Al Imam Ibn Hajar menukil pendapat yang pertama bahwa suara ruh itu tidak bisa di dengar dan jeritan ruh para pendosa itu akan membuat manusia ketakutan. 

Demikian, tentunya kita berharap tidak satu pun diantara kita yang hadir ini dalam kehinaan di alam kubur. Semoga kita semua saat jenazah sudah di angkat,saat tubuh kita di usung ruh kita berkata قَدِّمُوْنِيْ قَدِّمُوْنِيْ “ percepat, percepat”, segera mendapatkan kebahagiaan yang kekal. Panjangkan usia kami dalam keberkahan dan kemakmuran dalam hidayah dan kasih sayangMu Ya Allah.

Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari ketika Sayyidina Sa’ad ibn Ubadah RA sakit, Rasul SAW menjenguknya bersama Sayyidina Abdurrahman Ibn ‘Auf dan para sahabat lainnya, ketika sampai Sa’ad bin ‘Ubadah dalam keadaan sakit dan tersengal-sengal dan dikira sudah sakaratul maut maka Rasul SAW berkata “ apakah dia sudah menghembuskan nafas yang terakhir”?, maka para sahabat berkata “ tidak Wahai Rasulallah, belum wafat”. 

Maka Rasul SAW melihat Sa’ad bin Ubadah lalu mengalirlah air mata Rasulullah SAW, para sahabat melihat Rasulullah SAW mengalirkan air mata, merekapun ikut menangis juga. Maka Rasulullah SAW berkata :

أَلَا تَسْمَعُوْنَ إِنَّ اللهَ لَا يُعَذِّبُ بِدَمْعِ اْلعَيْنِ وَلَابِحُزْنِ اْلقَلْبِ وَلَكِنْ يُعَذّبُ بِهَذَا فَأشَارَ إِلَى لِسَانِهِ أَوْ يرْحَمُ . ( صحيح البخاري

“ Bukankah kalian mendengar? Bahwa Allah tidak mengazab air mata yang mengalir dan tidak juga hati yang sedih,akan tetapi Allah mengazab sebab ini ( sambil menunjuk ke lisannya SAW ) atau dikasihi sebab lisan. ( HR. Bukhari )

Maksudnya Al Imam Ibn Hajar di dalam Fathul Bari menjelaskan bahwa menangisi mayyit itu yang paling baik kalau tidak bisa bertahan maka jangan bersuara, cukup mengalirkan air mata saja, tapi jika bersuara pun hal ini bukan hal yang mungkar dan membuat mayyit tersiksa, tidak. Tapi yang diharamkan adalah niyaahah, niyahah itu sampai menarik rambut dan menjerit – jerit dan meronta-ronta lalu menyalahkan takdir, tidak menerima takdir, ini yang disebut niyahah. 



Habib Munzir Al Musawwa
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger