Al-Fudhail bin Iyadh ra, mengatakan,
“Aku sungguh malu untuk mengatakan kepada Allah, bahwa aku ini bergantung
kepada Allah. Karena orang yang bergantung kepada Allah Ta’ala, ia tidak pernah
takut kepada selainNya, tidak pernah berharap selain Dia, dan hatinya putus
dari gantungan dunia akhirat”.
Ditafsirkan mengenai arti firman
Allah Ta’ala, “Inna Lillah” artinya adalah kami sebagai hamba Allah dan
perangkatNya, berada dalam bolak balik kehendakNya dan ketentuanNya, serta
gerak gerik hamba ada di TanganNya.
“Inna Ilaihi Rooji’un” kami ridlo
kepadaNya, pasrah padaNya, bergantung denganNya dan pasrah total hanya
kepadaNya.
Diriwayatkan, bahwa Allah Ta’ala,
berfirman kepada Nabi Musa as, “Pergilah ke Fir’aun sesungguhnya ia telah
ingkar!”
Lantas Nabi Musa as, menyela, “Oh Tuhanku, bagaimana dengan kambing-kambingku dan anak isteriku?”
Allah Ta’ala berfirman, “Kalau
engkau menemukanKu, maka manalagi yang akan engkau perbuat selain kepadaKu?
Hai Musa! Berangkatlah, dan
bergantunglah padaKu dan pasrah totallah hanya padaKu, serahkan urusanmu
kepadaKu. Karena Aku jadikan harimau sebagai penggembala atas kambing-kambingmu
dan para malaikat menjaga keluargamu.
Hai Musa ! Siapakah yang
menyelamatkan dirimu dari Nil itu, hingga ditemukan oleh ibumu di sana?
Siapakah yang mengembalikan dirimu pada bundamu setelah itu? Siapakah yang
menyelamatkanmu dari musuhmu Fir’aun ketika engkau membunuh seseorang? Siapakah
yang menyelamatkanmu dari Fir’aun ketika engkau melintasi sahara?”
Nabi Musa as, menjawab semuanya,
“Engkau…Engkau….”
Ketahuilah siapa yang bergantung
kepada selain Allah SWT, atau apa pun selain Allah maka orang itu
terhinakan, keluar dari garis kehambaan. Karena batas kehambaan itu adalah menyerahkan
upaya pilihannya kepada Sang Maha Perkasa.
Allah Ta’ala berfirman, “Dan
Tuhanmulah Yang Mencipta Yang DikehendakiNya dan Memilihkan, tak ada bagi mereka pilihan.”
Apa yang dibuka oleh Allah kepada
manusia dari rahmat, maka tak satu pun bias menghadangnya..Dan jika Allah
menghalanginya atas suatu bahaya, tak seorang pun bisa mencegahnya kecuali Dia.
Katakan, tak satu pun musibah
yang menimpa kami melainkan Allah sudah menentukan bagi kami. Dan siapa yang
pasrah total kepada Allah, maka Dia mencukupinya.
Ketahuilah bahwa ubudiyah itu
terbangun atas sepuluh dasar:
1. Bergantung kepada Allah Ta’ala dalam segala hal,
2. Ridlo kepada Allah Ta’ala dalam segalanya.
3. Kembali kepada Allah Ta’ala dalam segalanya.
4. Butuh kepada Allah Ta’ala di dalam segalanya.
5. Mengembalikan hati kepada Allah Ta’ala dalam segalanya.
6. Sabar bersama Allah dalam segalanya.
7. Memutuskan diri hanya kepada Allah dalam segala hal.
8. Istiqomah bersama Allah dalam segala hal.
9. Menyerahkan total kepada Allah Ta’ala dalam segala hal.
10. Pasrah segalanya dalam semua hal.
Syeikh Ahmad ar-Rifa’y
Posting Komentar