Setelah selesainya hisab, mereka
para penghuni Mahsyar
berbondong-bondong menuju “Shirat Al-Mustaqim” (Jembatan diatas Neraka
Jahannam).
Didalam kitab Ihya Ulumudin karya
Hujjatul Islam Abu Hamid bin Muhammad Al-Ghazali juz 4, diterangkan bahwa;
sahabat Anas bin Malik RA mendengarkan hadits dari Baginda Rasulullah SAW:
قَالَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ ؤَسَلَّمَ
الصِّرَاطُ كَحَدِّالسَّوْفِ اَوْكَحَدِّ الشَعْرَةِ وَاِنَّ الْمَلَئِكَةَ
يَنْجُوْنَ المُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَاِنَّ جِبْرِيْلَ لَآخَذَ
بِحَجْزَتِى وَاِنِّى لَاَقُوْلُ يَارَبِّ سَلِّمْ سَلِّمْ وَالزَّالاَتِ
يَوْمَئِذٍكَثِيْرٌ
Rasulullah SAW bersabda; Shirat
seperti sebilah pedang atau seperti seutas rambut. Sesungguhnya para Malaikat
menyelamatkan kaum mu`minin dan mu`minat, Malaikat Jibril menahanku dan akupun
bermohon kepada Allah SWT; wahai Tuhanku, selamatkan selamatkan. Maka pada hari
itu yang tergelincir baik laki-laki ataupun perempuan sangatlah banyak.
Imam Al-Ghazali mendefinisikan
bahwa, Shirat adalah jalan yang memenjang diatas Neraka Jahannam, lebih tajam
daripada pedang atau lebih lembut dari pada rambut. Barang siapa Istiqomah
didunia, akan ringan melewatinya, sedangkan yang tidak Istiqomah akan
tergelincir diawal dia menginjakkan kaki diatas Shirat Al-Mustaqim.
Diriwayatkan dalam kitab “Tuhfatul
Murid” Lil Syaihul Islam Ibrahim bin Muhammad Al Baijury, mendefnisikan
bahwa; Shirat Al-Mustaqim merupakan dua jalan yang sebelah kanan menuju Surga
dan yang sebelah kiri menuju Neraka Jahannam, pada Shirat terdapat
lubang-lubang yang bisa menggelincirkan pejalan kaki ke Neraka Jahannam. Shirat
Al-Mustaqim panjangnya sejauh perjalanan tiga ribu tahun, seribu tahun naik,
seribu tahun turun dan seribu tahun datar. Shirat Al-Mustaqim sangat gelap dan
cahaya yang ada hanyalah cahaya yang keluar dari tubuh para penyeberang, cahaya
mereka hanya berguna untuk diri masing-masing, penyeberang lain tidak bisa ikut
memanfaatkannya.
Diriwayatkan dalam kitab
“Sabilul-Iddikar”, Lil Imam Quthbil Irsyad Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad
RA, halaman 97, bahwa yang pertama kali melewati Shirat Al-Mustaqim dari para
Nabi dan Rasul adalah Baginda Rasulullah SAW dan yang pertama kali melewati
Shirat Al-Mustaqim dari para umat, adalah umat Baginda Rasulullah SAW.
Pada
saat itu, Malaikat Jibril AS datang atas izin Allah SWT untuk
membentangkan sayapnya yang sangat besar sekali diatas Shirat Al-Mustaqim bagi
para sahabat setia Baginda Rasulullah SAW dan orang-orang yang sungguh-sungguh
cinta dan tulus setia kepada Baginda Rasulullah SAW, serta orang-orang yang
banyak membaca shalawat salam kepada beliau SAW, agar bisa melewati Shirat
Al-Mustaqim dengan aman sebagaimana permohonannya (Malaikat Jiibril AS) yang
telah dikabulkan oleh Allah SWT pada saat Baginda Rasulullah SAW Mi`raj.
Ahlulkisa

Posting Komentar