Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Rukun Iman (2)

Rukun Iman (2)

4. Beriman Kepada Para Utusan Allah

Para Nabi merupakan hamba-hamba Allah yang dipilih-Nya, mereka mendapatkan wahyu dari Allah berupa Syari’at, namun para Nabi tidak diperintahkan untuk menyampaikan wahyu ini kepada umat. Adapun Para Rasul, diperintahkan untuk menyampaikan wahyu yang mereka dapatkan kepada umatnya.

Allah SWT memilih hamba-hamba-Nya yang terpilih untuk menyampaikan risalah-Nya, tentang tauhid, mengesakan Allah.

Keyakinan kita dalam beriman kepada para Rasul; yakni meyakini dan membenarkan bahwasanya Allah SWT telah mengutus semua Rasul sebagai pemberi petunjuk bagi makhluk-Nya, sebagai penyempurna bagi kehidupan dunia dan akhirat mereka. Sungguh para Rasul berlaku jujur terhadap segala hal yang mereka sampaikan dari Allah SWT, mereka telah menyampaikan segala perintah yang memang Allah perintahkan untuk disampaikan.

Tiada Rasul yang tidak Fathonah (cerdas), terjaga dari kelemahan dan kekurangan, ma’shum dari segala dosa kecil maupun besar baik sebelum ataupun setelah kenabian mereka, namun tak terlepas dari diri para rasul sifat-sifat kemanusiaan.
Di dalam hadits Baginda Nabi, dalam Al-Mustadrak Imam Hakim dan HR.Bayhaqi, disebutkan bahwa jumlah keseluruhan Nabi ada 124.000, sedangkan di antara mereka terdapat 313 Rasul. Namun kita hanya wajib mengetahui secara terperinci 25 di antara mereka, sebagaimana nama-nama mereka disebutkan di dalam Al-Quran Al-Kariim, yakni:

1. Adam, 2. Idris, 3. Nuh, 4. Hud,5. Sholeh 6. Ibrohim, 7. Luth, 8. Isma’il,9. Ishaq, 10. Ya’qub’,11. Yusuf’,12. Ayyub,13. Syu’aib, 14. Musa,15. Harun,16. Dawud, 17. Sulayman, 18. Yunus,19. Zakariyya, 20. Yahya,21. ‘Isa, 22. Ilyas,23. Yasa’, 24. Dzulkifli, 25. Muhammad SAW

Adapun, empat di antaranya masih khilaf di antara para ulama tentang kenabian mereka, yakni ’Uzayr, Dzulqornayn, Luqman dan Khidhir. Shalawaatullah wa salaamuhu ‘alaihim ajma’iin..

5. Beriman Kepada Hari Akhir

Meyakini akan datangnya hari akhir, yakni Hari Kiamat. Termasuk pula dalam pengertian Hari Kiamat, yakni meyakini;

Al-Ba’ts (Hari Dibangkitan Manusia); adalah hari dibangkitkannya seluruh manusia dari kubur masing-masing dengan jasadnya masing-masing. (QS.Al-Anbiya:104)

Al-Khasyr (Hari Dikumpulkannya Manusia); merupakan hari digiring dan dikumpulkannya manusia di suatu tempat untuk dihisab dan menghadap Allah SWT. ( QS.Al-Ghosyiyah:25-26)

Al-Miizaan (Hari Ditimbangnya Amal Perbuatan Manusia); barangsiapa beramal sekecil atom, maka dia pasti akan mendapatkan ganjarannya. Barangsiapa bermaksiat sekecil atom maka ia pun PASTI akan mendapat balasannya. Barangsiapa berat timbangan amal sholehnya, maka surge merupakan tempat kembalinya. (QS.Al-A’rof:8-9)

As-Shiroth (Saat Manusia Melewati Titian); yakni saat setiap manusia bergiliran melewati titian yang membentang di atas kobaran api neraka menuju surga, semua manusia tiada terkecuali. (QS.Maryam:71)

Haudhin Nabiy (Telaga Nabi Muhammad SAW); yakni telaga yang diperuntukkan bagi orang-orang yang beriman sejenak sebelum memasuki surganya Allah SWT.

Al-Jannah (Surga); yakni tempat segala ganjaran dan keridhaan Allah atas hamba-hamba-Nya yang beriman. Berbagai rupa kenikmatan di dalamnya, namun kenikmatan puncak, tertinggi, di dalam surga adalah Perjumpaan Dengan Allah SWT. Adapun surga memiliki tingkatan-tingkatan tertentu, yakni Al-Firdaus (bagi para Nabi dan Utusan, serta hamba-hamba Allah yang shalih),  Al-Ma-wa, Al-Chuld, An-Na’im, ‘Adn, Darussalaam, Darul Jalalah.

An-Naar (Neraka); liang-liang neraka yang merupakan tempat segala siksa dan murka-Nya berlapis tujuh pula, yakni; Jahannam, Ladzo, AlKhuthomah, As-Sa’iir, Saqarr, Al-Jakhiim, Al-Haawiyah.

Wajib pula bagi kita untuk beriman terhadap apa yang akan menimpa kita di alam kubur, pertanyaan kubur serta nikmat dan siksa kubur. Wallaahu A’lam

6. Beriman Kepada Ketentuan Allah SWT

Beriman kepada Qodar berarti meyakini dan membenarkan bahwa Allah SWT. telah menentukan kebaikan ataupun keburukan terdahulu sebelum Ia menciptakan makhluk-Nya. Segala yang terjadi merupakan kehendak Allah SWT.

Segala perbuatan hamba, baik itu yang disengaja ataupun tidak, semuanya merupakan ciptaan Allah SWT. Akan tetapi, setiap hamba diwajibkan untuk ikhtiyar, mengusahakan ibadah dan kebaikan serta menghindari maksiat dan kejelekan, yang pada akhirnya disebut Kasb. Bila ternyat terwujud ikhtiyarnya, maka sungguh, itu merupakan kecocokan keinginannya dengan ketentuan dan kehendak Allah, adapun bagi orang yang mempergunakan kesempatan Kasb-nya untuk bermaksiat, maka sungguh, tiada keridhaan Allah atas dirinya, maka jatuhlah atasnya kepastian (Qodho) berupa murka Allah SWT. ( QS. Al-Qomar:49; QS. Az-Zumar:7 )



Dinukil dari kitab karangan Al-Amil Al-Faqih Al-Murabbi Al-Habib Zain bin Ibrahim bin Smith Al-‘Alawiy yang berjudul “Syarah Hadits Jibril: Hidayatut Thalibin fi Bayani Muhimmatid Diin” oleh Ribat Nurul Hidayah
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger